PEKANBARU (HALOBISNIS) - Ikat kepala berbahan dasar upeh kelapa, yang menyerupai tanjak hadir di stand UMKM di acara Pekan Budaya Melayu Serumpun. Biasanya, tanjak terbuat dari kain songket dan kain tenun, namun berbeda dengan tanjak asal Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir ini.
Farhan, penjaga stand Mahagema Indigenous di Pekan Budaya Melayu Serumpun mengatakan, biasanya orang Tembilan menyebut tanjak ini dengan sebutan "sirah", harganya pun dibandrol Rp300 ribu.
“Untuk perawatannya yang penting jangan sampai basah aja, tapi kalau kena hujan sedikit ataupun keringat itu tak masalah. Cuman jangan sampai direndam,” ujar Farhan, Sabtu (9/8/2025).
Ia menjelaskan, selain tanjak dari upeh kelapa, juga ada tanjak yang terbuat dari kulit kayu pohon Terap ciri khas asli Suku Talang Mamak, dengan harga Rp150 ribu.
“Tanjak kulit kayu ini asli dari Suku Talang Mamak. Jadi Suku Talang Mamak ini dari Bukit 30 Indragiri Hulu, Direngat. Ini dibuat dari kulit kayu pohon Terap. Jadi pohon Terap itu sejenis pohon keluarga nangka, jadi ini kita ambil dari kulit kayunya,” jelasnya.
Tak hanya tanjak, Farhan mengungkapkan bahwa di standnya juga memamerkan senjata berburu yang disebut dengan sumpit. Namun masyarakat lokal menyebutnya itu "tulup".
“Kalau untuk senjata berburu ini developernya dari Jogja, cuman motif dan juga asalnya itu dari Papua,” katanya.