HB - Sedikitnya 71 warga Palestina syahid dalam pembantaian brutal terbaru pasukan penjajahan Israel (IDF) di wilayah Al-Mawasi di selatan Jalur Gaza telah meningkat tajam. Lebih dari 289 orang terluka, banyak di antaranya berada dalam kondisi kritis, menurut sumber medis setempat.
Al-Mawasi telah ditetapkan sebagai zona kemanusiaan yang aman oleh tentara Israel. IDF berulang kali mendesak warga Palestina di seluruh Jalur Gaza untuk pindah ke wilayah tersebut. Mereka mengklaim bahwa wilayah tersebut adalah tempat yang aman sejak serangan dimulai Oktober 2023.
Kantor berita WAFA melansir, serangan tersebut mengakibatkan terbunuhnya puluhan warga sipil yang kemudian diangkut ke Kompleks Medis Nasser, dan lebih dari 100 lainnya terluka, beberapa di antaranya kritis.
Laporan menunjukkan bahwa militer Israel melakukan pembantaian besar-besaran dengan menembaki kamp pengungsi di wilayah tersebut, yang mengakibatkan ratusan korban jiwa, termasuk anggota pertahanan sipil. Tim penyelamat terus mengevakuasi puluhan korban dari lokasi pengeboman.
Otoritas kesehatan setempat memperingatkan bahwa rumah sakit di wilayah tersebut tidak mampu menampung sejumlah besar korban jiwa. Hal ini diperburuk dengan penghancuran infrastruktur kesehatan Gaza oleh pasukan pendudukan Israel.
Rekaman Reuters menunjukkan ambulans melaju menuju daerah tersebut di tengah kepulan asap dan debu. Pengungsi, termasuk perempuan dan anak-anak, melarikan diri dengan panik, beberapa di antaranya memegang barang-barang di tangan mereka.
Warga Palestina memegang jenazah kerabatnya yang tewas dalam pemboman Israel di Jalur Gaza, di sebuah rumah sakit di Deir al-Balah, Sabtu, 13 Juli 2024. - ( AP Photo/Abdel Kareem Hana)
Para saksi mata mengatakan serangan itu terjadi secara mengejutkan karena kawasan tersebut tenang dan menambahkan lebih dari satu rudal telah ditembakkan. Beberapa korban luka yang dievakuasi adalah petugas penyelamat, kata mereka.
"Mereka semua hilang, seluruh keluargaku hilang.. di mana saudara-saudaraku? Mereka semua pergi, mereka semua hilang. Tidak ada yang tersisa," kata seorang perempuan yang menangis, yang tidak menyebutkan namanya. “Anak-anak kami tercerai-berai, mereka tercerai-berai. Kalian tak punya malu!” tambahnya.
Israel mengatakan menargetkan panglima militer Hamas Mohammed Deif dan Rafa Salama, komandan Brigade Khan Younis Hamas dalam serangan itu. IDF menggambarkan mereka sebagai dua dalang serangan 7 Oktober.
Hamas menyangkal klaim tersebut. Mereka menekankan bahwa narasi Israel adalah kebohongan untuk membenarkan serangan mematikan mereka. “Semua korban adalah warga sipil dan apa yang terjadi adalah peningkatan besar dalam perang genosida, yang didukung oleh dukungan Amerika dan keheningan dunia,” kata pejabat Hamas Sami Abu Zuhri kepada Reuters.
Ia menambahkan, serangan tersebut menunjukkan Israel tidak tertarik untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata. Secara terpisah, setidaknya 10 warga Palestina syahid dalam serangan Israel terhadap mushalla di kamp Gaza untuk pengungsi di sebelah barat Kota Gaza, kata pejabat kesehatan Palestina.
Deif sebelumnya selamat dari tujuh upaya pembunuhan Israel, yang terbaru pada tahun 2021 dan menduduki puncak daftar paling dicari Israel selama beberapa dekade. Ia dianggap bertanggung jawab atas kematian puluhan warga Israel dalam bom bunuh diri. Pada Maret, Israel mengatakan pihaknya membunuh wakil Deif, Marwan Issa. Hamas sejak itu tidak membenarkan atau membantah kematiannya.
Agresi Israel yang sedang berlangsung di Gaza sejak Oktober tahun lalu sejauh ini telah mengakibatkan 38.345 korban jiwa warga Palestina, dan 88.295 orang lainnya terluka. Ribuan lainnya dikhawatirkan terjebak di bawah reruntuhan dan di jalanan, tidak dapat diakses oleh tim penyelamat dan ambulans.