Rupiah Melemah Sudah Jauh dari Asumsi APBN 2024, Ini Solusinya

Rupiah Melemah Sudah Jauh dari Asumsi APBN 2024, Ini Solusinya

PEKANBARU - Pelemahan nilai tukar rupiah yang sudah jauh melenceng dari asumsi makro APBN 2024 dapat berimplikasi pada kinerja perdagangan Indonesia. Bank Indonesia (BI) perlu terus melakukan intervensi baik jangka pendek, menengah, dan panjang.  

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah mencapai Rp 16.412 per dolar AS pada penutupan Selasa (18/6/2024). Posisi ini sudah melenceng jauh dari asumsi makro APBN 2024 sebesar Rp 15.000 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan solusi jangka pendek dari depresiasi atau pelemahan rupiah adalah BI terus melakukan intervensi di pasar valuta asing (valas). 

Dalam jangka menengah, BI perlu menggalakkan lagi kebijakan devisa hasil ekspor dan melakukan pendalaman pasar keuangan Indonesia. Sedangkan upaya jangka panjang, menjalankan diversifikasi ekspor agar tidak didominasi komoditas yang harganya cenderung berfluktuasi.

“Diversifikasi tujuan ekspor agar tidak terlalu bergantung pada pasar beberapa negara saja, diversifikasi impor agar kebutuhan input impor menurun, meningkatkan peran industri pariwisata sebagai sumber penerimaan valas,” ungkap Josua saat dihubungi Investor Daily pada Selasa (18/6/2024).

Josua mengatakan, ke depannya faktor sentimen akan bersifat sementara dengan mempertimbangkan kondisi penguatan dolar AS terhadap mata uang global. Selain itu, mempertimbangkan potensi pemangkasan suku bunga AS (The Fed) sebesar 75-100 basis poin pada tahun depan, terdapat potensi pemangkasan suku bunga acuan BI sehingga akan mendorong aliran modal asing di pasar keuangan domestik.

“Nilai tukar rupiah diperkirakan masih berkisar Rp 15.900-16.200 per dolar AS hingga akhir 2024,” terang Josua.

Berita Lainnya

Index