Mengulik Sajian Dhaup Ageng Pura Pakualaman, Ada Garulina hingga Sop Pindang Serani

Mengulik Sajian Dhaup Ageng Pura Pakualaman, Ada Garulina hingga Sop Pindang Serani

Pekanbaru - Keraton atau Kadipaten Puro Pakualaman Ngayogyakarta menggelar prosesi Dhaup Ageng selama lima hari mulai 7 hingga 11 Januari 2024. Dhaup Ageng merupakan prosesi pernikahan ala kerajaan.

Kali ini, Dhaup Ageng di Pura Pakualaman itu untuk merayakan pernikahan putra kedua atau putra bungsu Raja Puro Pakualaman, Kanjeng Gusti Pangeran Ario Adipati (KGPAA) Paku Alam X, yakni Bendara Pangeran Harya (BPH) Kusumo Kuntonugroho dengan Laily Annisa Kusumastuti.

Selain rangkaian prosesi adat yang sarat makna dan budaya, hidangan istimewa untuk para tamu undangan Dhaup Ageng Pura Pakualaman Yogyakarta pada Rabu, 10 Januari 2024 juga menarik dikulik.

Menurut Ketua Bidang Adat dan Akomodasi Dhaup Ageng Pura Pakualaman KRT Radyo Wisroyo, menu yang disajikan bagi para tamu beragam. Mulai menu khas olahan Pura Pakualaman hingga hidangan barat alias western food. 

"Menu dikeluarkan secara bertahap karena acara resepsi cukup lama, dengan diantarkan ke masing-masing tamu oleh para abdi dalem," kata Radyo.

Saat tamu mulai duduk dan menyaksikan dua beksan tari, yakni Bedhaya Sidamukti dan Bedhaya Kakung Indrawidagda, menu pertama sebagai penyambut ada dua jenis minuman selamat datang atau welcome drink.

"Untuk minuman pertama sereh lime atau sereh dengan jeruk nipis dan jahe dengan jeruk nipis," ujarnya.

Selanjutnya, disajikan hidangan pembuka berupa kudapan dan minuman, seperti kroket dan sejumlah makanan ringan lain.

Di antara kudapan yang disajikan ada yang dinilai cukup spesial dan langka bernama garulina. Kue semacam lapis legit, namun ada lapisan khusus semacam fla.

"Garulina ini ada sejak era sebelum kemerdekaan Indonesia, makanan ini sudah cukup langka dan tak lagi banyak dijual, untuk acara ini kami memesan khusus pada generasi ketiga pembuatnya yang sudah merintis sejak era 1950-an silam," ucapnya.

Ragam kuliner Dhaup Ageng Pura Pakualaman Yogyakarta. Dok. Istimewa

Dalam jamuan makan, tamu undangan disajikan menu dalam satu rangkaian dengan model piring terbang atau usdek seperti dikenal masyarakat. Adapun minuman pendamping snack itu adalah setup jambu.

Setelah menu pembuka, para tamu disuguhi menu utama alias makanan berat.

Untuk menu pembuka hidangan utama ada sop pindang Serani yang ada sejak Paku Alam VII. Ada juga nasi daun jeruk atau disebut Sekul Ijem yang dipadukan dengan hidangan mangut ikan.

"Mangut ikan yang disajikan berbahan ikan salmon," imbuhnya. Selain itu, juga ada menu utama olahan bebek asap yang didampingi tumisan sayur.

Radyo menuturkan, ada satu hidangan utama yang disajikan yang termasuk menu spesial khas Pura Pakualaman, yakni uter-uter tahu. Makanan ini dimasak dengan santan yang sudah dicampur kocokan telur dan potongan cabai.

"Dulu uter-uter tahu ini menjadi menu makanan siang sehari-hari Adipati Paku Alam VIII," kata dia. Paku Alam VIII merupakan raja Pura Pakualaman yang pernah menjabat sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta 1988 –1998.

Sebagai hidangan penutup, para tamu mendapatkan menu seperti es buah, puding ketan hijau yang dipadukan es krim.

Adapun acara resepsi Dhaup Ageng hari pertama mengundang 1.500 undangan.

Berita Lainnya

Index