KUANSING (HALOBISNIS) - Postingan The Winner Champion 2025, Paris Saint-Germain (PSG) dari Prancis, membuat heboh dunia setelah akun media sosialnya memposting aksi tukang Tari Jalur (perahu panjang), yang merupakan tradisi asli masyarakat di Indonesia, tepatnya di Kuantan Singingi (Kuansing), Riau.
Namanya, Dika. Ia tukang Tari atau Togak Luwan atau Togak Haluan dari jalur Tuah Koghi Dubalang Ghajo dari Desa Pintu Gobang Kari, Kecamatan Kuantan Tengah, Kuansing, Riau. Aksinya menari-nari di atas haluan jalur (bagian depan perahu) memukau. Seketika trending di platform media sosial internasional di seantero belahan bumi.
Terlebih setelah akun TikTok resmi klub sepak bola PSG memposting atraksi para pemain yang mirip gaya Dika dengan tajuk The Aura Farming on Boat. Postingan klub sepak bola juara Liga Champions ini semakin membuat Pacu Jalur meluncur di jagat platform medsos dunia.
Pegiat-pegiat medsos internasional pun ikut menirukan gaya tarian Dika sambil diikuti gerakan mendayung lainnya. Apalagi PSG merupakan klub yang punya penggemar di berbagai belahan dunia.
Aksi viral Dika ini menambah berkah bagi tradisi Pacu Jalur kebanggaan warga Kuansing. Keberhasilan mengenalkan tradisi budaya lokal ke belahan dunia tidak terlepas dari upaya para konten kreator di negeri jalur yang tidak mengenal lelah dalam memposting setiap momen pacu, termasuk aksi para tukang tari jalur di Kuansing dan Inhu.
Untuk menjadi tukang Tari, Dika ternyata telah mendapat restu dari sang ibu, Rani (35) dan sang ayah, Jupriono (40). Terlebih lagi Dika sendiri punya keinginan kuat untuk menjadi tukang Tari di jalur. Sehingga orang tuanya tidak bisa melarang.
Untuk menjadi tukang Tari jalur tidak mudah. Harus pandai berenang, berani atau punya mental, dan mampu memberi semangat kepada anak pacuan atau pendayung saat berpacu.
"Alhamdulillah. Anak pandai berenang dan siap tampil jadi tukang Tari. Karena posturnya juga sesuai untuk menjadi Togak Luwan," katanya.
Begitu mendapat informasi tentang tarian anaknya viral di media sosial dunia, Rani bersyukur aksi anaknya membawa manfaat bagi semua. Sehingga diharapkannya tradisi pacu jalur ini semakin dikenal dunia lewat aksi-aksi jalur melalui dukungan para pegiat media sosial.
"Kami tidak menyangka viral. Alhamdulillah, ada manfaat untuk orang banyak," ucap ibu 3 anak itu.
Dika yang saat ini duduk di bangku kelas 5 SD memiliki dua saudara: ada abangnya Raka yang duduk di bangku SMK atau STM, dan adiknya, Zaka yang duduk di kelas 2 SD.
"Kami berharap, pacu jalur yang menjadi tradisi kita ini bisa terus dikenal dunia," harap wanita yang bekerja di BPBD Kuansing itu.
Berkah Viral
Karena semakin dikenal dunia, berkah juga diterima Jalur Tuah Koghi Dubalang Ghajo setelah video anak tarinya viral. Apalagi, jalur ini merupakan salah satu jalur kebanggaan Kenegerian Kari, Kuantan Tengah.
Kali ini, Jalur Tuah Koghi Dubalang Ghajo mendapat sponsor langsung dari Boat Dance Kita Group. Mereka membantu jalur sebesar Rp20 juta, yang langsung diterima Kepala Desa Pintu Gobang Kari, Dadang Muttaqin.
"Alhamdulillah, salah satu lembaga dari Jakarta langsung menjadi sponsor Jalur Tuah Koghi Dubalang Ghajo yakni Boat Dance Kita Group. Mereka sudah mentransfer dana sponsor Rp20 juta pada Rabu (2/7/25) malam," kata Penjabat (Pj) Kades Pintu Gobang Kari, Dadang Muttaqin, Kamis (3/7/25).
Dadang bersyukur banyak berkah setelah viralnya aksi tukang tari jalurnya itu. Dika sendiri juga mendapat donasi yang diantarkan langsung oleh orang ke rumah orang tuanya. Namun berkah yang paling utama menurut Dadang, Pacu Jalur semakin dikenal dunia.
"Ini menjadi kebanggaan tak terkira bagi keluarga, desa kami, Kuansing, Riau, dan negara kita," kata Dadang.
Menurut Dadang, Dika memiliki nama Rayyan Arkan Dikha. Siswa kelas V SD Negeri 014 Pintu Gobang Kari lahir di Desa Koto Kari, 28 September 2014. Dika merupakan putra dari Jupriono dan Rani Ridwati.
Dika sudah menjadi tukang tari Jalur Tuah Koghi Dubalang Ghajo selama dua tahun. Sebelum Dika, abangnya yang menjadi tukang tari.
Untuk menjadi tukang tari, menurutnya tidak sembarangan ditunjuk oleh pengurus jalur. Harus ada bakat memahami pola tari dan latihan menjaga keseimbangan.
"Syarat lain harus pandai berenang," katanya.
Dadang berharap dengan semakin populernya Pacu Jalur hingga level dunia, menjadikan tradisi kebanggaan ini semakin maju dan lestari di masa datang.
"Sangat membanggakan. Ini tradisi kebanggaan kita," ucapnya.
Apresiasi Konten Kreator
Kepala Dinas Pariwisata Azhar mengaku bangga dan bersyukur Pacu Jalur viral di belahan dunia, seperti di Amerika. Ia pun tidak sungkan mengucapkan terima kasih kepada para konten kreator yang tidak henti-hentinya mempromosikan tradisi ini.
"Kami berharap tetap berbuat. Karena tanpa kerja keras kita bersama, mustahil Pacu Jalur viral tanpa kerja sama kita semua," katanya.
Dengan viralnya Pacu Jalur di dunia, Azhar berharap berdampak positif terhadap kemajuan tradisi Pacu Jalur.
"Tentu kami berharap akan banyak turis datang ke Kuansing nantinya," harap Azhar saat technical meeting Pacu Jalur Rayon III di Pangean, Kamis siang.
Apresiasi juga disampaikan mantan anggota DPRD Riau Mardianto Manan kepada para konten kreator yang jatuh bangun dalam mencari momen saat pelaksanaan Pacu Jalur.
Apa Filosofi Tukang Tari Haluan di Jalur?
Jalur itu simbol persatuan di kampung. Di jalur, ada 5 komponen yang merupakan cerminan kehidupan sosial masyarakat di kampung.
Pertama, ada disebut tukang onjai (tukang tari berdiri di bagian belakang. Tukang onjai berpegang ke salimbayuang (tempat berpegang yang diukir dan dihias).
Filosofinya, tukang onjai ini adalah orang yang memahami adat dan agama. Tukang tunjuak ajar pangulu nen ompek suku tadi.
Kedua, tukang minggang atau juru kemudi. Ini cerminan pangulu 4 suku yang ditunjuak ajar oleh tukang onjai. Seperti memberitahu, kalau negeri sedang ada gangguan sosial dan keamanan, dan lain sebagainya.
Ketiga, tukang kayuah atau pemacu. Filosofinya tukang kayuah ini adalah masyarakat.
Keempat, ada timbo ruang. Sosok yang berdiri tegap di tengah. Memberi komando kepada pemacu.
Timbo ruang ini kalau dibawa ke desa, adalah kepala desa atau Pak Wali yang memimpin masyarakat di desa.
Kelima, ada togak haluan atau tukang tari bagian depan jalur. Anak kecil yang duduk berdiri di atas haluan jalur. Maknanya, togak haluan ini adalah anak-anak yang merupakan keceriaan dan kemakmuran di desa.
Togak haluan menari-nari kalau jalurnya menang. Ini maksudnya, di kampungnya aman sentosa. Masyarakatnya kompak. Tanaman subur. Ini adalah simbol kegembiraan di desa.
Lalu, jalur yang dipacukan itu diberi motif warna-warni. Ada banyak ragam namun bersatu di jalur.
Jalur ini adalah simbol. Warna-warni di desa, namun tetap satu perahu. Tetap sekampung.