Tabligh Akbar An-Nur Peduli: Dari An-nur untuk Sumatera

Musibah di Sumatera Harus Disikapi dengan Husnuzan dan Kepedulian

Musibah di Sumatera Harus Disikapi dengan Husnuzan dan Kepedulian

PEKANBARU – Imam Besar dan Ketua Harian Masjid Raya An-Nur Provinsi Riau, H. Zul Ikromi, Lc. MA., Ph.D., dalam tausiyahnya menyampaikan bahwa musibah yang menimpa sejumlah daerah di Sumatera tidak bisa serta-merta dinilai sebagai azab Allah, melainkan harus disikapi dengan pemahaman agama yang benar.

Hal tersebut disampaikan Zul Ikromi dalam Tabligh Akbar bertema “Dari An-Nur untuk Sumatera” yang digelar Masjid Raya An-Nur, Sabtu malam (13/12/2025). Kegiatan ini diisi dengan doa bersama, zikir, tausiyah, serta penggalangan donasi untuk korban musibah di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Dalam tausiahnya, Zul Ikromi menjelaskan, dalam hadis Nabi Muhammad SAW disebutkan bahwa musibah memiliki dua tujuan, yakni sebagai ujian dan sebagai azab.

"Hari ini, sebagai umat Nabi Muhammad, sikap kita adalah berbaik sangka kepada Allah bahwa musibah yang terjadi merupakan ujian untuk meningkatkan derajat dan menghapus dosa,” ujarnya.

Ia menjelaskan, Rasulullah SAW menegaskan bahwa manusia yang paling berat ujiannya adalah para nabi, kemudian orang-orang saleh dan bertakwa. Ujian, kata dia, diberikan sesuai kadar keimanan seseorang. Semakin kuat iman, semakin besar pula ujian yang dihadapi.

“Karena itu, sikap kita kepada saudara-saudara Muslim yang tertimpa musibah di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara adalah husnuzan, berbaik sangka kepada Allah. Bisa jadi mereka adalah orang-orang yang sedang Allah angkat derajatnya dan dihapuskan dosanya,” katanya.

Oleh sebab itu, sikap yang seharusnya ditunjukkan seorang mukmin adalah kepedulian, bukan penghakiman.

“Sikap seorang mukmin di hadapan ujian yang menimpa saudaranya adalah peduli. Bukan menyebarkan narasi yang menyalahkan, tetapi menunjukkan empati dan membantu sesuai kemampuan,” tegasnya.

Melalui Tabligh Akbar tersebut, Zul Ikromi mengajak jamaah untuk menyalurkan bantuan, baik material maupun nonmaterial, bagi korban musibah. Hingga kegiatan berlangsung, panitia mencatat telah terkumpul sekitar satu ton beras, pakaian layak pakai, serta donasi uang tunai Rp40 juta.

Seluruh bantuan tersebut, lanjutnya, akan dikoordinasikan dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) untuk disalurkan kepada masyarakat terdampak bencana di sejumlah wilayah Sumatera.

Dalam kesempatan itu, Ketua Baznas Provinsi Riau, Ustadz H. Masriadi Hasan, Lc., M.Sh, menyoroti realitas kehidupan pascabencana dan urgensi bantuan dari umat Muslim. Baznas Provinsi Riau menjadi koordinator penyaluran donasi yang terkumpul dari acara tersebut.

Ustadz Masriadi menjelaskan bahwa dampak bencana tidak berakhir setelah kejadian. Justru pasca bencana jauh lebih berat lagi. Tahap paling sulit, mencakup pembangunan kembali rumah, sarana ibadah, dan mengatasi mata pencaharian yang hilang.

Ia menekankan bahwa banyak korban yang kehilangan segalanya - rumah, ladang, hingga sawah mereka hanyut - dan berada dalam kondisi yang sangat membutuhkan uluran tangan untuk jangka waktu yang panjang.

Ketua Umum DPW PUI Riau, ustadz H. Ayat Cahyadi, S.Si., M.PWK., dan Rektor Universitas Muhammadiyah Riau, Ustadz Dr. H. Saidul Amin, MA., juga menyampaikan tausiah pada tabligh akbar tersebut. Mereka mengajak seluruh kaum Muslimin untuk berpartisipasi aktif membantu saudara-saudara yang tertimpa musibah. Ia mengingatkan bahwa harta yang disumbangkan adalah investasi untuk kehidupan akhirat dan juga sebagai penolak segala bala' dan bencana.

Berita Lainnya

Index