NEW YORK (HALOBISNIS) - Harga minyak mentah melonjak hampir 3 persen karena perang antara Israel dan Iran yang terus meningkat. Ketidakpastian sikap Amerika Serikat (AS) menambah kegelisahan investor.
Minyak mentah Brent berjangka ditutup naik US$ 2,15 atau 2,8 persen menjadi US$ 78,85 per barel, penutupan tertinggi sejak 22 Januari. Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik US$ 2,06, atau 2,7 persen menjadi US$ 77,20.
Tidak ada tanda-tanda kedua belah pihak akan berdamai setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Teheran akan membayar atas serangan yang dilakukannya. Sementara Iran memperingatkan jangan sampai ada "pihak ketiga" yang bergabung dalam perang ini.
Gedung Putih pun belum angkat bicara, apakah Presiden Donald Trump akan terlibat dalam konflik Israel-Iran atau tidak. Kekhawatiran ini pun membuat harga minyak mentah naik.
"Konsensus di pasar semakin terbentuk. Kita mungkin akan melihat keterlibatan AS dalam beberapa hal," kata analis dan pendiri buletin Commodity Context, Rory Johnston, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (20/6/2025).
Iran adalah produsen minyak terbesar ketiga di antara anggota organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC), yang mempompa sekitar 3,3 juta barel minyak mentah per hari.
Sekitar 18 juta hingga 21 juta barel minyak dan produk minyak per hari bergerak melalui Selat Hormuz di sepanjang pantai selatan Iran. Ada kekhawatiran bahwa pertempuran itu dapat mengganggu arus perdagangan.