(HALOBISNIS) - Sebanyak 279 jenazah ditemukan dari lokasi jatuhnya pesawat penumpang Air India AI171 di kawasan permukiman Kota Ahmedabad, India.
Angka ini merupakan pembaruan dari jumlah korban sebelumnya sebanyak 265 orang, menurut pernyataan seorang pejabat senior yang enggan disebutkan identitasnya kepada media, Sabtu (14/6/2025).
Jumlah korban resmi baru akan ditetapkan setelah proses identifikasi DNA yang masih berlangsung dan memerlukan waktu.
Pesawat jenis Boeing 787-8 Dreamliner ini jatuh hanya beberapa detik setelah lepas landas pada Kamis (12/6/2025) sore, dan menabrak asrama sekolah kedokteran, menewaskan ratusan orang baik di dalam pesawat maupun di darat. Tragedi ini menjadi kecelakaan penerbangan paling mematikan di dunia dalam satu dekade terakhir, serta kecelakaan fatal pertama dari seri Dreamliner sejak digunakan secara komersial pada 2011.
Pihak Cabang Investigasi Kecelakaan Udara India mengungkapkan bahwa kotak hitam pesawat telah ditemukan di atap asrama tempat kejadian. Mereka menyatakan telah memulai penyelidikan menyeluruh terhadap penyebab kecelakaan.
“Kotak hitam akan dengan cepat menunjukkan apakah ada hilangnya daya dorong atau daya angkat mesin setelah lepas landas, sehingga memungkinkan penentuan awal penyebabnya,” jelas Paul Fromme, kepala divisi kedirgantaraan di Institution of Mechanical Engineers, Inggris.
Analisis dari kotak hitam diharapkan dapat memberikan informasi penting mengenai pengaturan mesin, sistem kendali, dan percakapan dalam kokpit.
Menurut laporan Reuters, penyelidikan juga akan mengkaji kerusakan pada mesin, flap, dan roda pendaratan yang dilaporkan tidak berhasil ditarik usai pesawat lepas landas. Tabrakan burung tidak menjadi penyebab utama yang dipertimbangkan, namun pakar antiterorisme juga dilibatkan untuk mengevaluasi seluruh kemungkinan.
Sumber Reuters menyebutkan bahwa penyelidikan akan menelusuri kemungkinan kelalaian Air India, termasuk aspek perawatan pesawat.
Pemerintah India melalui Kementerian Penerbangan Sipil telah memerintahkan Air India untuk melakukan pemeriksaan tambahan terhadap armada Boeing 787-8/9 milik mereka. Pemeriksaan tersebut mencakup pengujian ulang parameter lepas landas, serta penambahan pemeriksaan terhadap sistem kendali penerbangan dan daya dorong mesin dalam setiap prosedur pra-penerbangan, mulai diberlakukan 15 Juni 2025.