Darurat Kekerasan Seksual di Indonesia: Pelaku Bersembunyi di Balik Sosok yang Dipercaya

Darurat Kekerasan Seksual di Indonesia: Pelaku Bersembunyi di Balik Sosok yang Dipercaya

PEKANBARU - Indonesia kini menghadapi situasi darurat kekerasan seksual yang kian mengkhawatirkan. Tidak hanya jumlah kasus yang meningkat, tetapi juga pola pelaku yang semakin kompleks dan sulit dikenali.

Pengamat sosial dari Universitas Indonesia (UI), Devie Rahmawati, mengungkapkan bahwa pelaku kekerasan seksual masa kini tidak lagi menampakkan ciri khas menakutkan seperti yang sering dibayangkan publik. Sebaliknya, mereka justru tampil dalam sosok yang dipercayai dan dikagumi, bahkan dianggap sebagai panutan oleh korban dan lingkungan sekitar.

“Pelaku tidak lagi tampil seperti monster. Justru mereka hadir bak malaikat, bisa sebagai sahabat, orang tua, atau sosok penyayang yang membuat korban merasa aman dan bergantung,” kata Devie dalam program Beritasatu Sore, Sabtu (19/4/2025).

Menurut Devie, relasi kuasa dan kedekatan emosional menjadi alat utama para pelaku dalam menjebak korban, terutama anak-anak yang masih belum memahami tanda-tanda hubungan manipulatif. Ironisnya, banyak dari pelaku justru memiliki rekam jejak akademik dan sosial yang baik, membuat masyarakat sulit menerima kenyataan saat mereka terungkap sebagai pelaku kekerasan.

“Kita baru saja dikejutkan oleh kasus pelaku berstatus doktor dan guru besar yang melakukan kekerasan seksual. Masyarakat sulit percaya karena citra pelaku sangat baik,” ujarnya.

Fenomena ini kian memperparah posisi korban, karena banyak dari mereka tidak mendapatkan dukungan dari lingkungan sosial dan justru diragukan kesaksiannya.

Devie menegaskan pentingnya edukasi sejak dini bagi anak-anak agar mampu mengenali relasi yang tidak sehat serta memahami hak atas tubuh mereka.

“Orang dewasa wajib menyosialisasikan bahwa tidak semua orang yang tampak baik itu aman,” tegasnya.

Lebih lanjut, Devie menyebut fenomena serupa juga terjadi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Oleh karena itu, Indonesia perlu segera membangun sistem perlindungan yang edukatif, responsif, dan berpihak kepada korban, agar dapat menghadapi tantangan kekerasan seksual yang semakin tersembunyi namun merusak.

Berita Lainnya

Index