PEKANBARU - Pada perdagangan Jumat (15/11/2024), nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tercatat mengalami pelemahan yang cukup signifikan, mengikuti jejak mayoritas mata uang Asia yang juga tertekan di zona merah. Rupiah berada di level Rp 15.915 per dolar AS, terdepresiasi sekitar 53 poin atau 0,33% dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya. Meskipun mungkin ada yang berharap rupiah bisa tampil lebih tangguh, sepertinya hari ini ia lebih memilih untuk menikmati hari libur dengan sedikit “melemas.”
Selain rupiah, beberapa mata uang Asia lainnya juga ikut merasakan tekanan. Yen Jepang, misalnya, mengalami pelemahan tipis sebesar 0,10%, mencatatkan 156 yen per dolar AS, sementara won Korea mengalami penurunan yang lebih signifikan, 0,92%, menjadi 1.400 per dolar AS. Tidak ada yang menyangka bahwa won yang biasanya kuat, kali ini malah memilih untuk beristirahat sejenak.
Namun, di tengah dominasi tren negatif, ada beberapa mata uang yang berhasil melawan arus. Ringgit Malaysia misalnya, yang mencatatkan kenaikan tipis 0,06% menjadi 4,4 ringgit per dolar AS, serta baht Thailand yang menguat sebesar 0,24% hingga mencapai 34,9 baht per dolar AS. Bahkan, dolar Singapura yang melawan gelombang penurunan ini dengan menambah sedikit daya 0,10%, tercatat pada level 1,34 dolar Singapura per dolar AS.
Kenaikan mata uang-mata uang ini layaknya semangat juang yang muncul saat teman-teman di kelas lain mulai tidur. Sedangkan untuk rupiah, meskipun pergerakan hari ini kurang menggembirakan, ini semua adalah bagian dari fluktuasi pasar yang alami. Seperti halnya hidup, kadang kita di atas, kadang kita di bawah—tapi selalu ada kesempatan untuk bangkit, kan?
Jadi, meski rupiah sedang sedikit tergelincir hari ini, jangan khawatir, karena pasar forex sering kali bermain dengan kejutan, dan siapa tahu, esok lusa rupiah bisa kembali menyapa kita dengan wajah cerah dan angka yang lebih menguntungkan.