PEKANBARU - Pakde Sukir, seorang petani asal Desa Harapan Baru, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau, telah membuktikan bahwa kreativitas, ketangguhan, dan keberanian untuk berinovasi dapat membawa kesuksesan luar biasa. Ia mengubah kebun sawit yang sebelumnya tidak menguntungkan menjadi kebun buah naga yang kini memberikan hasil yang sangat memuaskan.
Keberhasilan Pakde Sukir berawal dari anjloknya harga buah sawit yang menyebabkan kerugian besar bagi petani seperti dirinya. Melihat kondisi tersebut, Pakde Sukir membuat keputusan berani untuk mengganti kebun sawitnya dengan kebun buah naga. Keputusan tersebut, yang awalnya tampak berisiko, kini membuahkan hasil yang luar biasa.
"Berawal dari harga sawit yang anjlok, saya coba tanam buah naga. Alhamdulillah, usaha ini membawa hasil yang memuaskan. Mohon doa dan dukungan agar kebun naga ini bisa terus berkembang," ujar Pakde Sukir dengan penuh rasa syukur.
Pakde Sukir menjadikan filosofi Jawa "Sopo Nandur Bakal Ngunduh" (siapa yang menanam akan memanen) sebagai prinsip hidup dalam bertani. Kini, setelah beberapa tahun merawat kebun buah naga, hasil yang didapat sangat memuaskan. Ia memiliki sekitar seribu pohon buah naga yang mulai produktif dan dapat dipanen secara rutin.
Setiap tiga hari sekali, Pakde Sukir dapat memanen sekitar 500 kilogram buah naga. Dalam sebulan, kebunnya menghasilkan sekitar 5.000 kilogram buah naga, yang jika dihitung dengan harga jual sekitar Rp20.000 per kilogram, menghasilkan pendapatan kotor sebesar Rp 100 juta setiap bulan.
Keberhasilan ini bukan hanya membawa keuntungan finansial, tetapi juga menjadi inspirasi bagi petani lain untuk berani berinovasi dan mencari peluang baru di tengah tantangan.
Meski berhasil, Pakde Sukir tidak serta-merta mengambil keputusan tanpa perhitungan matang. Ia melakukan analisis mendalam mengenai prospek tanaman buah naga sebelum memutuskan untuk mengganti kebun sawit. Bersama istri dan anaknya, Pakde Sukir menjalani usaha ini dengan tekun dan penuh dedikasi, yang akhirnya membuahkan hasil yang luar biasa.
"Saya kerjakan ini bersama istri dan anak saya. Alhamdulillah, hasilnya seperti sekarang. Kami bersyukur atas anugerah Tuhan," ungkap Pakde Sukir dengan rendah hati.
Pakde Sukir juga mengundang siapa saja yang tertarik untuk melihat langsung kebun buah naganya. Bagi yang ingin berkunjung, ia menyarankan untuk mengunjungi Kantor Desa Harapan Baru, di mana warga setempat akan mengarahkan mereka menuju kebun buah naga yang terletak di tengah kebun sawit yang luas.
Keberhasilan Pakde Sukir menunjukkan bahwa dengan keberanian, kreativitas, dan perhitungan yang matang, petani bisa bangkit dari keterpurukan dan meraih kesuksesan yang tidak terduga.