PEKANBARU - Deteksi risiko kelainan jantung saat olahraga penting untuk mencegah masalah kesehatan yang serius. Salah Salah satu upaya mendeteksi adalah dengan cara skrining pada jantung, termasuk saat sedang olahraga.
Deteksi dini dan pencegahan adalah kunci untuk mengurangi risiko kelainan jantung saat berolahraga. Selalu konsultasikan dengan tenaga medis sebelum memulai program latihan yang intensif.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr Alexandra Gabriella mengatakan, skrining perlu dilakukan untuk mengetahui risiko adanya kelainan masalah jantung yang bisa saja dialami oleh atlet profesional saat berolahraga.
“Kalau mau skrining kelainan masalah jantung disarankan harus ada dari dokter jantung yang bisa menginterpretasikannya, bisa dari EKG, treadmill atau dari pemeriksaan USG jantung atau ekokardiografi, kalau dari EKG-nya ada yang mencurigakan pasti atletnya dikasih tahu,” katanya dilansir dari Antara.
Gaby menjelaskan, jika irama jantung tidak datang dari sinus nodul SA atau pusat aliran listrik pada jantung, maka bisa menyebabkan detak yang cepat dengan irama yang tidak teratur atau disebut aritmia.
Kelainan irama jantung ini bisa menyebabkan risiko yang berbahaya, seperti gagal jantung hingga kematian mendadak jika tidak ditangani dengan baik dalam jangka waktu yang lama.
Dokter di Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya itu mengatakan, pada atlet memang menjadi populasi yang khusus di mana saat beraktivitas enzim jantungnya akan meningkat seperti seseorang yang terkena serangan jantung dengan irama yang cepat.
Namun, kelainan irama jantung ini tidak bisa diantisipasi tanpa pemeriksaan jantung, sehingga sering terjadi kematian mendadak bahkan pada atlet.
Menurutnya, hal itu wajib dilakukan medical check-up berkala untuk memeriksa tekanan darah dan kolesterol atau diberi alat pencegahan apabila pasien sering mengalami keluhan pingsan mendadak
“Tensi enggak boleh tinggi, kurangi rokok, alkohol, LDL (kolesterol) harus di bawah 100, asam urat wanita harus di bawah 6 dan laki-laki di bawah 7, tidak boleh ada diabetes dan gula tinggi, kalau tinggi HbA1C-nya harus normal,” jelas Gaby.
Gaby mengatakan, apabila ada keluhan saat beraktivitas atau berolahraga seperti pandangan gelap, pusing (dizziness), dan rasa mau pingsan harus berhati-hati dan berhenti melakukan aktivitas sementara. Ganti cairan tubuh dengan segera untuk menghindari terjadinya henti jantung.
Lakukan pemanasan dengan baik untuk mempersiapkan diri saat ingin melakukan olahraga berat, dan deteksi detak jantung menggunakan smartwatch, atau dengan alat echocardiogram portable yang bisa mengirim data rekam jantung langsung ke ponsel.
Kemudian, apabila menemukan seseorang yang mengalami meninggal mendadak karena henti jantung, pertolongan yang bisa dilakukan adalah dengan resusitasi jantung paru yaitu pijat jantung atau kompresi dada hingga bantuan medis datang.