Masuki 10 Malam Terakhir Ramadan, Ini Amalan yang Bisa Dilakukan

Masuki 10 Malam Terakhir Ramadan, Ini Amalan yang Bisa Dilakukan

Pekanbaru - Mulai hari Senin (1/4/2024) sudah memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadan. Saat 10 hari terakhir Ramadhan ini, ada satu malam yang sangat dinantikan umat Muslim yaitu lailatul qadar.

Lailatul qadar adalah malam mulia yang ada di bulan Ramadhan. Ada banyak keutamaan yang bisa diraih umat Islam pada malam lailatul qadar.

Tidak ada yang mengetahui kapan lailatul qadar akan terjadi. Namun Rasulullah SAW telah bersabda dalam sebuah hadis yang berbunyi:

"Carilah lailatul qadar pada tanggal-tanggal ganjil dari sepuluh akhir bulan Ramadhan," (H.R. Bukhari).

Lailatul qadar diyakini jatuh pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan, tepatnya di malam-malam ganjil yaitu 21, 23, 25, 27, 29 Ramadhan.

Peristiwa penting yang terjadi pada malam tersebut adalah peristiwa diturunkannya Al-Qur'an pertama kali oleh Allah SWT dari Lauh Al-Mahfudz ke Baitul Izzah atau langit dunia. Allah SWT berfirman:

Artinya,

"Bulan Ramadhan, yaitu bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil) (QS Al-Baqarah [2]: 185)."

Mengingat banyaknya keutamaan malam lailatul qadar, umat Islam dianjurkan untuk berlomba-lomba meraih keutamaan malam mulia ini.

Salah satunya menyebut, malam lailatul qadar lebih baik dari seribu bulan atau lebih dari 83 tahun. Hal ini tercantum dalam Al-Qur'an Surat Al-Qadr ayat 3.

Keutamaan lainnya adalah beribadah pada malam lailatul qadar memiliki pahala yang dilipatgandakan. Hal ini termaktub dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim.

Lantas, amalan apa saja yang bisa dilakukan saat 10 malam terakhir Ramadhan? Berikut dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber:

6 Amalan yang Dianjurkan pada 10 Hari Terakhir Ramadan

Melansir dari laman NU Online, dijelaskan bahwa Rasulullah SAW melakukan ibadah yang dilakukan khusus pada 10 hari terakhir di malam Ramadhan.

Pertama, menghidupkan malam-malam Ramadan. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Shahih Muslim,

‘Aisyah meriwayatkan:

"Aku selalu menyaksikan beliau beribadah selama Ramadhan hingga menjelang subuh."

Kedua, Rasulullah SAW selalu membangunkan keluarganya untuk sholat malam di malam sepuluh terakhir bulan Ramadhan. Hadis Abi Dzar menggambarkan hal ini dengan jelas:

"Bahwasannya Rasulullah SAW beserta keluarganya bangun (untuk beribadah) pada malam 23, 25, 27. Khususnya pada malam 29."

Ketiga, Rasulullah mengencangkan ikat pinggang dalam arti menghindari tempat tidur pada sepuluh malam terakhir Ramadan. Hal ini bersandar pada hadis:

Rasulullah SAW ketika memasuki sepuluh terakhir malam Ramadan beliau mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan (beribadah) malam itu dan membangunkan keluarganya.”

Keempat, Rasulullah SAW pernah menyambung puasa tanpa berbuka hingga magrib yang akan datang (puasa wishal) pada satu malam dari sepuluh malam terakhir Ramadan. Namun puasa wishal tidak dianjurkan untuk ditiru oleh pengikutnya.

Kelima, Rasulullah SAW mandi dan membersihkan diri serta memakai wewangian menjelang Isya’ dengan harapan memperoleh lailatul qadar.

Keenam, Rasulullah SAW selalu beri’tikaf di sepuluh malam terakhir Ramadan.

Berita Lainnya

Index