Harga Minyak Dunia Menguat Lebih dari 1 Persen Imbas Data Penjualan Ritel AS

Harga Minyak Dunia Menguat Lebih dari 1 Persen Imbas Data Penjualan Ritel AS

Pekanbaru - Harga minyak mentah dunia menguat lebih dari 1% dan menghapus tren penurunan sebelumnya terkait perkiraan permintaan pasokan yang melemah di 2024. Harga minyak menguat dikarenakan data penjualan ritel AS pada Januari turun lebih banyak dari yang diperkirakan.

 

Melansir CNBC International Jumat (16/2/2024), minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS meningkat US$ 1,39 (1,8%) menjadi US$ 78,03. Kemudian, minyak mentah berjangka Brent ditutup naik US$ 1,26 (1,5%) menjadi US$ 82,86 per barel.

Minyak berjangka turun sekitar 1% di awal sesi perdagangan setelah Badan Energi Internasional yang berbasis di Paris memperkirakan permintaan akan tumbuh sebesar 1,2 juta barel per hari di 2024, turun hampir 50% dari pertumbuhan 2,3 juta barel per hari pada tahun 2023.

Sementara itu, pasokan diperkirakan akan melebihi permintaan dan tumbuh sebesar 1,7 juta barel per hari tahun ini terutama didorong oleh peningkatan produksi di AS, Brasil, Kanada, dan Guyana, menurut IEA.

“Fase pertumbuhan permintaan minyak global pasca-pandemi yang ekspansif sebagian besar telah berakhir,” tulis IEA dalam laporan pasar minyak bulan Februari, Kamis (15/2/2024).

Analis pialang minyak PVM Tamas Varga menyebut penurunan di awal sesi adalah reaksi spontan terhadap laporan IEA.

“Meskipun pertumbuhan permintaan tahun ini akan jauh lebih lambat dibandingkan 2023, persediaan minyak global masih akan menurun sepanjang tahun ini jika OPEC mempertahankan produksinya tetap rendah, seperti yang diharapkan,” kata Varga.

Diketahui, OPEC memperkirakan pasar minyak akan lebih ketat di 2024 dengan permintaan meningkat sebesar 2,2 juta barel per hari, melampaui pertumbuhan produksi sebesar 1,2 juta barel per hari di luar kelompok tersebut

Berita Lainnya

Index