FIFA Rilis Bukti Kakek-Nenek 7 Pemain Naturalisasi Tidak Lahir di Malaysia, FAM Disanksi Berat

FIFA Rilis Bukti Kakek-Nenek 7 Pemain Naturalisasi Tidak Lahir di Malaysia, FAM Disanksi Berat

MALAYSIA (HALOBISNIS) - Konfederasi Sepak Bola Internasional (FIFA) resmi memutuskan untuk memberi sanksi berat kepada Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan 7 pemain naturalisasi.

Rilis lengkap putusan FIFA mengenai 7 pemain naturalisasi Malaysia yang terlibat pemalsuan dokumen, terunggah pada Senin (6/10/2025).

Seperti diketahui, pada 26 September lalu, FAM mendapat teguran berupa sanksi berat dari FIFA atas dugaan kasus pemalsuan dokumen naturalisasi. Komite Disiplin FIFA memutuskan bahwa FAM harus membayar denda sebesar 350.000 franc Swiss atau sekitar Rp7,3 miliar.

Sedangkan untuk tujuh pemain naturalisasi, masing-masing didenda 2.000 franc Swiss (Rp41,7 juta).

Selain dikenai denda, para pemain tersebut juga dilarang beraktivitas di sepakbola selama 12 bulan, efektif mulai saat itu juga.

Terkait masalah tersebut, FIFA memberikan kesempatan waktu selama 10 hari kepada FAM untuk mengajukan banding.

Dua hari berselang setelah teguran tersebut, FAM mengakui adanya kesalahan teknis dalam penyerahan dokumen yang dilakukan oleh staf administrasi.

Meski demikian, FAM tetap bersikukuh dan menegaskan bahwa ketujuh pemain naturalisasi adalah warga sah Malaysia yang dilalui sesuai prosedur hukum. Oleh sebab itu, FAM berharap FIFA mau melakukan peninjauan atas kesalahan teknis tersebut.

Alih-alih langsung mengajukan banding, FAM justru ingin lebih dulu menunggu tanggapan FIFA. Waktu terus berlalu dan masa banding selama 10 hari pun berakhir pada 6 Oktober 2025.

Tepat, Selasa (7/10/2025) dini hari WIB, FIFA mengeluarkan keputusan FDD-24394 terkait kasus pemalsuan dokumen oleh Malaysia untuk menaturalisasi 7 pemain.

Menurut laporan, keputusan FIFA ini setebal 19 halaman, mengungkap bukti-bukti naturalisasi ilegal yang dilakukan FAM.

Secara spesifik, FIFA memegang akta kelahiran asli soal silsilah (keturunan kakek/nenek) ketujuh pemain naturalisasi Timnas Malaysia tersebut.

Dibandingkan dengan dokumen yang diserahkan FAM, tidak satu pun silsilah dari ketujuh pemain naturalisasi tersebut lahir di Malaysia. Berdasarkan akta kelahiran asli, mereka adalah keturunan dari negara-negara seperti Belanda, Argentina, Brasil, dan Spanyol.

Di akhir keputusan, FIFA menegaskan kembali sanksi yang dijatuhkan kepada FAM dan para pemain yang terlibat.

Secara spesifik, sanksi tersebut tetap alias tidak berubah seperti teguran di awal:

1: Asosiasi Sepak Bola Malaysia dan para pemainnya Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano dinyatakan bersalah melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA karena menggunakan dokumen palsu dan/atau yang dipalsukan dalam proses FIFA.

2. Asosiasi Sepak Bola Malaysia diperintahkan membayar denda sebesar 350.000 Swiss Franc kepada FIFA.

3. Pemain Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui dan Hector Alejandro Hevel Serrano masing-masing harus membayar denda 2.000 Swiss Franc kepada FIFA.

4. Pemain-pemain tersebut di atas juga dilarang untuk mengikuti semua kegiatan yang berhubungan dengan sepak bola selama dua belas (12) bulan tambahan, efektif sejak tanggal pemberitahuan keputusan ini.

5. Semua denda berdasarkan keputusan ini harus dibayar dalam waktu tiga puluh (30) hari sejak tanggal pemberitahuan.

Dengan demikian, FIFA masih mempertahankan sanksi sebelumnya untuk menghukum FAM.

Komite Disiplin FIFA telah meninjau bukti dan argumen FAM dan para pemain, tetapi menemukan cukup alasan untuk menyimpulkan adanya tindakan penipuan.

Namun, dalam keputusan tersebut tidak disebutkan apakah Timnas Malaysia dinyatakan kalah dalam pertandingan Kualifikasi Piala Asia 2027 yang telah mereka jalani sebelumnya.

Hal ini akan tetap berada di bawah yurisdiksi Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) ketika pertandingan berlangsung dalam rangka Kualifikasi Piala Asia 2027.

Setelah keputusan FIFA berlaku, Komite Disiplin AFC akan meninjau dan memutuskan cara menangani pelanggaran FAM.

Berita Lainnya

Index