PEKANBARU (HALOBISNIS) – Provinsi Riau saat ini tengah memasuki masa puncak musim kemarau yang diperkirakan akan berlangsung hingga Agustus 2025.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru sekaligus Koordinator BMKG Provinsi Riau, Irwan Nasution, pada Senin (30/6/2025).
"Secara umum, kita masih berada dalam musim kemarau, dan puncaknya diprediksi terjadi pada bulan Juli hingga Agustus. Meski kadang turun hujan, intensitasnya ringan dan bersifat lokal," ujar Irwan.
Ia menambahkan, kondisi cuaca saat ini dapat memicu angin kencang secara tiba-tiba. Selain itu, keberadaan badai tropis di kawasan utara Filipina juga berpotensi memberi dampak tidak langsung terhadap cuaca di wilayah Riau.
BMKG mencatat terdapat 9 hingga 13 titik panas (hotspot) yang tersebar hampir merata di berbagai kabupaten. Menurut Irwan, suhu tinggi dan kekeringan dapat meningkatkan risiko penyebaran api, terutama jika dipicu oleh aktivitas pembakaran sampah secara sembarangan.
"Setiap kabupaten rata-rata memiliki satu hingga empat titik api. Ini menjadi peringatan agar masyarakat tidak melakukan pembakaran sembarangan dan tetap waspada selama musim kemarau ini," tegasnya.
Meski belum terdeteksi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) berskala besar, berbagai upaya antisipasi telah disiapkan oleh pihak terkait, termasuk TNI, Polri, pemerintah daerah, serta penyediaan helikopter pemadam yang disiagakan di wilayah rawan.
Sebagai langkah perlindungan diri, Irwan juga mengimbau masyarakat untuk membatasi aktivitas luar ruangan pada siang hari guna menghindari dampak panas ekstrem.
"Temperatur bisa meningkat tajam. Gunakan pelindung saat keluar rumah dan hindari pembakaran sampah karena api bisa cepat meluas," pesannya.