PEKANBARU - Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Dedek Prayudi menegaskan, program makan bergizi gratis (MBG) tidak mengurangi anggaran untuk program lain. “Tidak, sebenarnya bukan seperti itu. Jadi jangan dipersepsikan bahwa MBG ini mengorbankan program lain,” ujar Dedek dikutip dari Antara, Sabtu (19/1/2025).
Dedek menjelaskan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto melakukan pengalihan fokus pada program-program kerja utama. Ia menambahkan, selama pemerintahan Presiden Joko Widodo, prioritas utama anggaran diarahkan pada pembangunan infrastruktur dalam skala besar.
Namun, di bawah Presiden Prabowo, prioritas beralih ke pengembangan sumber daya manusia (SDM), termasuk melalui makan bergizi gratis dengan alokasi anggaran sebesar Rp 71 triliun serta program pemeriksaan kesehatan gratis dengan dana Rp 4,7 triliun.
Selain itu, pemerintah juga berencana mengadakan pemeriksaan TBC gratis, yang di luar cakupan pemeriksaan kesehatan gratis saat ulang tahun, dengan anggaran mencapai Rp 8 triliun.
Dedek juga menyebutkan, peningkatan fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit dan puskesmas, menjadi perhatian dengan alokasi anggaran Rp 15 triliun selama masa pemerintahan ini.
“Jadi bukan berarti makan bergizi gratis mengambil alokasi program lain. Yang terjadi adalah pengalihan fokus APBN, dari pembangunan infrastruktur yang masif menjadi pembangunan manusia. Infrastruktur tetap dibangun, tetapi kali ini peran swasta lebih ditingkatkan,” jelas Dedek.
Dedek juga menyinggung pengurangan anggaran untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Menurutnya, alokasi untuk IKN saat ini lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Ia menekankan, hal tersebut merupakan bagian dari strategi untuk mengoptimalkan peran sektor swasta dalam pembangunan.
“Pembangunan besar-besaran yang dilakukan pemerintah sebelumnya berfungsi sebagai langkah awal untuk menunjukkan komitmen negara kepada investor, termasuk modal asing, dalam membangun IKN,” pungkasnya dalam menanggapi anggaran makan bergizi gratis.