PEKANBARU - Risiko kanker tidak hanya berasal dari faktor genetik atau lingkungan, tetapi juga dari kebiasaan sehari-hari yang sering dianggap sepele. Dalam kehidupan modern, banyak orang yang mengadopsi kebiasaan yang dianggap sehat atau praktis, namun ternyata dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan jangka panjang.
Dikutip Dailymail, Kamis (16/1/2025), Nichole Andrews, seorang ahli diet onkologi dari Washington, Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa beberapa kebiasaan yang dianggap lumrah, seperti konsumsi suplemen vitamin dosis tinggi, dapat secara signifikan meningkatkan risiko kanker. Dalam sebuah unggahan di TikTok yang telah ditonton lebih dari satu juta kali, ia menekankan pentingnya mendapatkan nutrisi dari makanan alami dibandingkan dengan mengandalkan suplemen.
"Saya tidak pernah mengonsumsi suplemen kecuali direkomendasikan oleh dokter," ujar Nichole.
"Penelitian menunjukkan bahwa dosis tinggi suplemen tertentu, seperti beta-karoten, vitamin E, dan selenium, dapat meningkatkan risiko kanker," sambunngnya.
Studi mendukung klaim ini. Penelitian terhadap hampir 30.000 perokok menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi suplemen beta-karoten memiliki risiko kanker paru-paru 20% lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak.
Bahkan, suplemen selenium dalam dosis tiga kali lipat dari yang direkomendasikan ditemukan meningkatkan risiko kematian akibat kanker prostat hingga 130%. Ironisnya, peningkatan risiko ini tidak terlihat pada individu yang mendapatkan nutrisi tersebut secara alami melalui makanan seperti wortel, ubi jalar, atau kacang Brazil.
Tidak hanya suplemen, kebiasaan sehari-hari lainnya, seperti konsumsi alkohol, juga memainkan peran besar dalam meningkatkan risiko kanker. Alkohol diketahui menjadi faktor risiko utama untuk tujuh jenis kanker, termasuk kanker payudara, mulut, dan usus. Statistik dari Cancer Research UK mengungkapkan bahwa alkohol menyumbang 3% dari semua kasus kanker di Inggris.
Selain itu, daging olahan seperti bakon dan sosis, yang sering menjadi pilihan praktis di meja makan, juga menjadi penyebab utama kanker usus. Kandungan nitrit dan nitrat dalam daging olahan ini terbukti secara ilmiah dapat merusak sel tubuh dan memicu pertumbuhan sel kanker. Hampir satu dari enam kasus kanker usus di Inggris disebabkan oleh konsumsi daging olahan.
Nichole Andrews mengingatkan, perubahan kecil dalam gaya hidup dapat berdampak besar pada penurunan risiko kanker. Ia menekankan pentingnya kembali pada pola makan seimbang yang kaya buah, sayur, dan protein sehat, serta menghindari kebiasaan yang diam-diam dapat membahayakan kesehatan.
Nichole menyebut bahwa banyak orang masih mengabaikan fakta bahwa pencegahan kanker dimulai dari hal-hal sederhana. "Risiko kanker dapat ditekan dengan mengurangi alkohol, daging olahan, dan berhati-hati terhadap konsumsi suplemen dosis tinggi. Tubuh kita mampu menjaga dirinya sendiri jika kita memberikan apa yang dibutuhkan, bukan apa yang berlebihan."
Dengan sekitar 385.000 kasus baru kanker yang didiagnosis setiap tahunnya di Inggris, pesan ini menjadi pengingat penting untuk lebih bijak dalam memilih gaya hidup yang benar-benar sehat.