PELALAWAN – Sekolah tinggi milik Pemkab Pelalawan yang memfokuskan diri untuk mempersiapkan tenaga terampil di bidang teknologi kelapa sawit resmi berdiri pada tanggal 13 Mei 2016 SK NO 189/KPT/I/2016 dengan nama Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan (ST2P), dan kemudian mengalami perubahan nama dan bentuk lewat SK NO 271/E/O/2021 dengan nama Institut Teknologi Perkebunan Pelalawan Indonesia (ITP2I). ITP2I yang kini dipimpin oleh Rektor Prof. Dr. Ir. H. Tengku Dahril, M.Sc ini memiliki visi dan misi yang sehaluan dengan visi dan misi yang dicanangkan Bupati Pelalawan. Menjadikan kampus ITP2I sebagai pusat pendidikan, penelitian dan teknopreneur berbasis perkebunan di Asia Tahun 2046. Saat ini, mahasiswa ITP2I berkampus di pusat ibukota Kabupaten Pelalawan tepatnya di gedung PKK Kabupaten Pelalawan. Dengan berpindahnya dari kampus lama di Langgam, minat calon mahasiswa baru jadi bertambah untuk menimba ilmu di perguruan tinggi khusus kelapa sawit. Dari perjalanan sejarah lahir dan berkembangnya ITP2I, dari tahun ke tahun ITP2I tetap bertahan dengan semangat mencerdaskan generasi muda Kabupaten Pelalawan. Mempersiapkan tenaga terampil dalam bidang perkebunan dan pemanfaatan teknologi di bidang persawitan.
Saat ini ada sekitar 277 mahasiswa yang sedang menimba ilmu persawitan di kampus ITP2I Pangkalan Kerinci. Tahun ini saja ada 115 mahasiswa baru yang mendaftar di tiga program unggulan ITP2I, yakni program studi teknik industri, program study agroteknik dan program study Teknologi pasca panen. Mahasiswa baru ITP2I yang mendaftar dua tahun ini mengalami peningkatakan signifikan dari tahun tahun sebelumnya. Seperti tahun 2022 ada 122 mahasiswa yang mendaftar di kampus kebanggaan masyarakat Kabupaten Pelalawan.Jika menilik keberadaaan ITP2I sejak berdiri, dari data yang dirangkum dari bidang kemahasiswaan. Di awal berdiri tahun 2016 hanya menerima pendaftaraan 37 calon mahasiswa yang menjadi alumni pertama kampus Langgam ini. Di tahun kedua berdirinya ITP2I, tahun 2017, tercatat 65 calon mahasiswa yang mendaftar di kampus yang berpusat di teknopark Langgam. Sedagkan di tahun 2018 kembali mengalami penurunan minat calon mahasiswa dan hanya menerima 36 mahasiswa baru. Tahun 2019 kembali turun dengan hanya menerima pengembalian berkas calon mahasiswa baru sebanyak 30 berkas saja.
Pada tahun 2020 sekolah Tinggi yang masih bernama STTP ini menerima mahasiswa baru sebanyak 48 orang, dan di tahun 2021 menerima 47 mahasiswa baru. Dari enam tahun di awal berdirinya sekolah tinggi khusus mencetak tenaga terampil di bidang persawitan ini, mahasiswa yang diterima tidak sampai berjumlah 50 orang mahasiswa saja.Dengan diterima 122 mahasiswa di tahun 2022 dan 115 di tahun 2023 ini. Menunjukkan ITP2I kian diminati oleh masyarakat, ada mahasiswa yang berasal dari luar Kabupaten Pelalawan bahkan dari luar Provinsi Riau. Lokasi kampus saat ini berdekatan dengan pusat pemerintahan Pemkab Pelalawan menjadi pertimbangan bagi mahasiswa dalam menentukan pilihan untuk melanjutkan studinya.Alfa Rizki Ramadansyah mahasiswa Agro tenologi ITP2I mengatakan bahwa dengan pindahnya kampus tempatnya menimba ilmu ke pusat kota di Pangkalan Kerinci membantunya dalam kegiatan perkuliahan, selain efesien waktu dengan lebih dekatnya kampus dari tempat tinggalnya. Hal lainnya sangat membantu dalam mencari kebutuhan perkuliahan dan praktikum.
“Saya sangat bersyukur, kampus pindah ke Pangkalan Kerinci, banyak kebutuhan untuk praktikum dengan mudah di dapat di sini, kalau di Langgam kan akses keluar susah.” Ujarnya
Dilanjutkan Alfa, walau pihak Institut sudah menyediakan fasilitas transportasi bagi mahasiswa untuk pulang pergi ke Kampus di Langgam, namun mengingat padatnya jadwal perkuliahan dan praktikum. Banyak mahasiswa mengambil pilihan mengendarai sepeda motor sendiri. Ditengah cuaca panas dan berdebu, atau hujan dan jalan licin. namun juga harus ekstra hati hati dengan padatnya jalan koridor RAPP dengan banyak nya kendaraan besar lalu lalang membawa kayu balak. “Bus kampus itu biasa kami pakai saat maba (mahasiswa baru red) saja bang. kalau udah semester tiga, jadwal kuliah dan praktikum padat. Tidak sempat menunggu bus kampus, makanya kami bawa kendaraan sendiri. Jalannya berdebu, kalau musim hujan licin bang. Belum lagi truk truk tronton perusahaan yang lalu lalang akan menjadi bahaya bagi keselamatan kita,” tegasnya
Setelah pindah ke gedung PKK, Alfa merasa aman dan bisa fokus menyelesaikan pendidikannya di ITP2I. “kalau butuh alat tulis atau lainnya kan dekat dengan pusat kota,” pungkasnya
Setelah pindah kampus, penerimaan mahasiswa baru mengalami peningkatan. Di awal tahun ajaran 2023 ini, 114 mahasiswa baru ikut serta.Rektor Institut Teknologi Perkebunan Pelalawan Indonesia (ITP2I) Prof. Dr. Ir. H. Tengku Dahril M.Sc dalam sambutannya saat membuka kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) 2023 yang digelar pada Rabu (25/09/2023) di aula kantor Camat Pangkalan Kerinci, ia mengucapkan selamat datang di institut perkebunan kelapa sawit pertama di Indonesia.“Selamat datang kami ucapkan kepada mahasiswa/i baru dan penerima beasiswa bpdpks di kampus perkebunan Pelalawan” ucap Prof Tengku Dahril.(ADV)