PEKANBARU - Harimau Tasmania dinyatakan sudah punah puluhan tahun lalu. Namun kini para ilmuwan mengatakan mereka telah membuat terobosan saat meneliti cara untuk menghidupkan kembali karnivora tersebut.
Colossal Biosciences dalam siaran pers pada akhir pekan lalu mengatakan, genom harimau Tasmania yang direkonstruksi sudah sekitar 99,9% lengkap, dengan 45 celah yang akan mereka tutup melalui pengurutan tambahan dalam beberapa bulan mendatang.
Perusahaan tersebut juga mengisolasi molekul RNA panjang dari kepala yang diawetkan berusia 110 tahun, yang dikuliti dan disimpan dalam etanol.
"Sampel harimau Tasmania yang digunakan untuk genom referensi baru kami termasuk di antara spesimen purba yang paling terpelihara yang pernah dikerjakan oleh tim saya," kata Beth Shapiro, kepala sains Colossal dan direktur Laboratorium Paleogenomik UCSC, tempat sampel tersebut diproses.
"Jarang sekali ada sampel yang memungkinkan Anda melampaui batasan metode DNA purba hingga sejauh itu," jelasnya.
Pengawetan kepala harimau Tasmania yang lengkap berarti para ilmuwan dapat mempelajari sampel RNA dari beberapa area jaringan penting, termasuk lidah, rongga hidung, otak, dan mata. Hal ini akan memungkinkan para peneliti untuk menentukan apa yang dapat dicicipi dan dicium oleh harimau Tasmania, beserta jenis penglihatan yang dimilikinya dan bagaimana otaknya bekerja,
"Setiap hari kami semakin dekat untuk dapat mengembalikan harimau Tasmania ke ekosistemnya, yang tentu saja juga merupakan manfaat konservasi yang besar," kata Andrew Pask, anggota Dewan Penasihat Ilmiah Colossal dan peneliti di Lab TIGRR Universitas Melbourne.
Pask, berbicara dengan 60 Minutes awal tahun ini, mengatakan para peneliti sedang bekerja dengan kerabat terdekat harimau Tasmania yang masih hidup, hewan marsupial kecil yang disebut fat-tailed dunnart, sebagai cara untuk menghidupkan kembali hewan tersebut.
"Namun, dunnart kecil itu adalah karnivora yang ganas, meskipun sangat kecil," kata Pask.
Para ilmuwan telah membandingkan DNA dari Dunnart dan harimau Tasmania. Dari sana, tinggal menyunting DNA untuk mengubah sel Dunnart berekor gemuk menjadi sel harimau Tasmania.
Upaya untuk membantu menghidupkan kembali harimau Tasmania tidak terbatas di Australia. Tahun lalu, para ilmuwan menemukan dan mengurutkan RNA dari spesimen harimau Tasmania berusia 130 tahun yang diawetkan pada suhu ruangan di Museum Sejarah Alam Swedia.
Harimau Tasmania telah menjelajahi Tasmania selama ribuan tahun. Meskipun dijuluki harimau Tasmania, hewan karnivora tersebut adalah hewan berkantung, seperti kanguru, koala, dan setan Tasmania (Tasmanian devil)
Pemerintah daerah pada akhir tahun 1800-an memberikan hadiah kepada para pemburu yang menyerahkan bangkai harimau Tasmania karena hewan tersebut telah memakan domba milik petani. Pada pertengahan tahun 1930-an, populasi harimau Tasmania telah menyusut hingga hanya tersisa satu harimau Tasmania di Kebun Binatang Beaumaris di Hobart, ibu kota Tasmania.
Harimau itu mati di sana pada tahun 1936.