PEKANBARU - Diagnosa kanker usus besar stadium 4 pada seorang wanita berusia 24 tahun merupakan kisah yang mengejutkan. Sebab kondisi ini jarang terjadi pada usia muda.
Penyakit kanker usus besar sering dianggap sebagai masalah kesehatan yang lebih umum terjadi pada usia lanjut, tetapi kasus ini menunjukkan risiko penyakit tersebut tidak memandang usia.
Dilansir dari University of California Davis Health (UC Davis Health), Senin (7/10/2024), terdapat penelitian pada 2017, orang yang lahir pada rentang 1981-1996 yakni generasi milenial berisiko terkena kanker kolorektal dua kali lipat dibandingkan dengan mereka yang lahir pada 1950.
Sejalan dengan itu, pada awal 2023, American Cancer Society (ACS) melaporkan 20% diagnosis pada 2019 terjadi pada pasien di bawah usia 55 tahun, yang sekitar dua kali lipat dari angka pada 1995, dan angka penyakit lanjut meningkat sekitar 3% setiap tahunnya pada orang yang berusia di bawah 50 tahun.
“Meskipun kanker kolorektal dapat diobati, diagnosisnya menjadi cobaan berat bagi generasi Z, milenial, dan generasi X, yang berusia antara pertengahan 20-an hingga akhir 50-an. Kanker ini dapat mengganggu karier dan merusak keuangan," ujar dokter dari Yale Medicine, Vikram Reddy.
"Orang muda yang didiagnosis menderita kanker kolorektal mungkin perlu membuat keputusan cepat dan kritis tentang hal-hal seperti menyimpan sperma atau sel telur jika pengobatan memengaruhi kesuburan mereka," imbuhnya.
Oleh karena itu, beberapa gejala yang perlu diwaspadai, termasuk perubahan pola buang air besar, pendarahan pada feses, perut kembung, dan penurunan berat badan yang drastis tanpa sebab yang jelas.
Penting untuk mengenali gejala-gejala ini lebih awal dan segera memeriksakan diri ke dokter untuk meningkatkan peluang kesembuhan dan memperpanjang harapan hidup. Apa saja gejala kanker usus besar? Berikut ini penjelasannya.
1. Adanya darah dalam tinja
Melihat darah dalam tinja atau toilet setelah buang air besar adalah tanda yang penting. Warna darah dapat memberikan informasi tentang sumber pendarahan.
Darah merah terang biasanya berasal dari bagian bawah saluran pencernaan, seperti rektum atau usus besar, sementara darah berwarna gelap atau hitam mungkin berasal dari bagian atas, seperti lambung atau usus halus.
2. Perubahan pola buang air besar
Perubahan mendadak dalam kebiasaan buang air besar, seperti diare atau sembelit yang berkepanjangan, bisa menjadi tanda adanya masalah, termasuk kanker usus besar.
Jika perubahan ini berlangsung lebih dari empat minggu tanpa sebab yang jelas, sebaiknya diperiksakan ke dokter.
3. Pendarahan rektal
Pendarahan dari rektum, terutama jika disertai rasa sakit, perlu diwaspadai. Gejala ini sering dianggap sebagai wasir, tetapi jika disertai dengan penurunan berat badan atau gejala lain, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, karena dapat menunjukkan kanker usus besar.
4. Penurunan berat badan yang tidak jelas
Penurunan berat badan yang tiba-tiba tanpa alasan yang jelas bisa menjadi indikasi kanker usus besar. Kanker dapat mengganggu sistem pencernaan, membuat tubuh kesulitan menyerap nutrisi, dan dapat menyebabkan rasa kenyang lebih cepat.
5. Anemia
Anemia defisiensi besi yang terjadi akibat kehilangan darah terus-menerus dapat menyebabkan kelelahan dan kelemahan. Kanker kolorektal sering kali menyebabkan kehilangan darah yang lambat, yang pada gilirannya menyebabkan anemia.
Jika seseorang mengalami anemia tanpa sebab yang jelas, perlu mempertimbangkan kemungkinan adanya kanker.
6. Keram atau nyeri perut
Keram atau nyeri perut yang terus-menerus juga bisa menjadi tanda kanker usus besar. Meskipun bisa disebabkan oleh berbagai kondisi lain, nyeri ini bisa diakibatkan oleh peradangan atau obstruksi yang diakibatkan oleh kanker.
Jika nyeri disertai dengan perubahan kebiasaan buang air besar atau darah dalam tinja, hal ini harus diperhatikan lebih lanjut.