PBB Sebut Cuaca Panas Ekstrem Tewaskan 500.000 Orang Per Tahun

PBB Sebut Cuaca Panas Ekstrem Tewaskan 500.000 Orang Per Tahun

PEKANBARU - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyoroti bahaya panas yang makin meningkat bagi dunia. Sebanyak 500.000 orang tewas per tahun.

"Panas diperkirakan membunuh hampir setengah juta orang per tahun, sekitar 30 kali lebih banyak dari pada siklon tropis," kata Guterres.

Panas ekstrem adalah ketidaknormalan baru. "Namun, kabar baiknya adalah kita dapat menyelamatkan nyawa dan membatasi dampaknya,” tambahnya.

Guterres menekankan bahwa panas ekstrem makin menghancurkan ekonomi, memperlebar kesenjangan, melemahkan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG) PBB dan membunuh korban.

Oleh karena itu, Sekjen PBB tersebut mengatakan bahwa dia meluncurkan tuntutan global dengan empat area fokus, yaitu merawat yang paling rentan, meningkatkan perlindungan bagi pekerja, meningkatkan ketahanan ekonomi dan masyarakat dengan menggunakan data dan sains.

Guterres menegaskan, poin utamanya yaitu fokus komunitas internasional sekarang adalah dampak panas ekstrem. "Namun, jangan lupa bahwa masih banyak lagi gejala krisis iklim yang menghancurkan, yaitu badai yang makin dahsyat, banjir, kekeringan, kebakaran hutan, naiknya permukaan air laut, dan masih banyak lagi," kata Guterres.

Untuk mengatasi gejala-gejala tersebut, semua perlu melawan penyakit. “Penyakit itu adalah kegilaan yang membakar satu-satunya rumah kita. Penyakit itu adalah kecanduan bahan bakar fosil. Penyakit itu adalah tidak adanya tindakan untuk mengatasi perubahan iklim," ujarnya.

Guterres mengatakan G20 harus mengalihkan subsidi bahan bakar fosil ke energi terbarukan dan mendukung negara-negara dan masyarakat yang rentan.

"Pesannya jelas, panas sedang terjadi. Panas ekstrem berdampak ekstrem pada manusia dan planet ini. Dunia harus bangkit menghadapi tantangan kenaikan suhu," tambah Guterres.

Berita Lainnya

Index