PEKANBARU - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada Selasa (23/7/2024), menyuarakan kekhawatiran atas kemungkinan wabah polio dan penyakit lainnya di Jalur Gaza yang dilanda perang. Situasinya semakin mengancam, karena kawasan Gaza dalam krisis kesehatan.
Upaya global besar-besaran dalam beberapa dekade terakhir hampir berhasil memberantas polio, penyakit virus yang melumpuhkan dan berpotensi fatal yang terutama menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun.
Kasus poliio telah menurun 99% sejak 1988, ketika penyakit menjadi endemik di 125 negara dan 350.000 kasus tercatat di seluruh dunia.
Versi liar dari virus tersebut kini hanya endemik di Afganistan dan Pakistan. Namun jenis vaksin yang mengandung sejumlah kecil virus polio hidup yang dilemahkan masih menyebabkan wabah sesekali di tempat lain.
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan minggu lalu bahwa virus polio tipe 2 yang berasal dari vaksin telah terdeteksi dalam sampel yang dikumpulkan dari limbah di Deir al-Balah dan Khan Yunis di Jalur Gaza pada tanggal 23 Juni 2024.
Belum ada sampel yang diambil dari manusia, jadi masih belum jelas apakah ada orang di wilayah Palestina yang benar-benar terinfeksi.
Vaksin polio oral (OPV) bereplikasi di usus dan dapat ditularkan ke orang lain melalui air yang terkontaminasi tinja, artinya vaksin ini tidak akan membahayakan anak yang telah divaksinasi, tetapi dapat menginfeksi tetangga mereka yang tidak divaksinasi di tempat-tempat dengan tingkat kebersihan dan imunisasi yang rendah.
Ayadil Saparbekov, kepala kedaruratan kesehatan WHO di wilayah Gaza mengatakan pada Selasa (23/7/2024) bahwa pengurutan genom yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) di Atlanta menunjukkan bahwa sampel tersebut memiliki hubungan genetik yang erat satu sama lain dan dengan sampel yang ditemukan di Mesir pada akhir tahun 2023.
“Kami menganggap ada risiko tinggi penyebaran virus polio yang berasal dari vaksin di Gaza,” katanya.
WHO dan badan anak-anak UNICEF akan mengirim tim gabungan ke Gaza pada hari Kamis (25/7/2024) untuk mulai mengumpulkan sampel manusia, dengan rekomendasi yang jelas diharapkan dalam beberapa hari mendatang tentang cara mengatasi ancaman tersebut, termasuk mungkin untuk kampanye vaksinasi massal.
Sementara itu, militer Israel mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka telah mulai memvaksinasi polio terhadap pasukannya di Gaza.
Polio bukan satu-satunya penyakit yang berisiko menyebar di Gaza, yang menghadapi krisis kemanusiaan setelah lebih dari sembilan bulan perang menyusul serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober di Israel.
“Saya sangat khawatir dengan wabah yang terjadi di Gaza,” kata Saparbekov merujuk pada situasi sanitasi air yang sangat buruk.
Terkait dengan polio dan penyakit lainnya, ia memperingatkan akan sangat sulit bagi penduduk untuk mengikuti anjuran mencuci tangan dan minum air bersih saat tinggal di tempat penampungan dengan satu toilet untuk 600 orang dan akses yang sangat terbatas terhadap air bersih.
“Dengan sistem kesehatan yang lumpuh, kurangnya air dan sanitasi, serta kurangnya akses masyarakat terhadap layanan kesehatan ini akan menjadi situasi yang sangat buruk,” ujarnya memperingatkan.