13 Atlet Perempuan Indonesia yang Akan Berlaga di Olimpiade Paris 2024

13 Atlet Perempuan Indonesia yang Akan Berlaga di Olimpiade Paris 2024

PEKANBARU - Kontingen Indonesia di Olimpiade Paris 2024 tercatat paling banyak dalam 20 tahun terakhir. Ada 29 atlet yang akan mengikuti ajang olahraga empat tahunan dunia pada 26 Juli-11 Agustus 2024. 13 di antaranya adalah atlet perempuan, yakni Apriyani Rahayu hingga Nurul Akmal.

Mereka adalah atlet dari cabang bulu tangkis, renang, senam artistik, panjat dinding, judo, hingga angkat besi. Para atlet Indonesia ini akan berlaga di Olimpiade Paris 2024 dan telah berangkat ke Prancis secara bertahap sejak Rabu, 10 Juli 2024.

Yuk simak profil para atlet perempuan Indonesia yang akan berjuang di Olimpiade Paris 2024!

Daftar Atlet Perempuan Indonesia yang Lolos ke Olimpiade Paris 2024

1. Desak Made Rita (Panjat Dinding)

Desak Made Rita Kusuma Dewi atlet panjat tebing. Instagram

Desak lahir di Buleleng, Bali pada 24 Januari 2001. Namanya mulai dikenal sejak muncul dalam Kejuaraan Junior Panjat Tebing pada 2018.

Awal mulanya Desak mengenal olahraga panjat tebing dari bibinya. Kala itu, dia diajak melihat kegiatan latihan panjat tebing di Taman Kota Singaraja, Bali. Lalu, ia mendapat tawaran mencoba untuk memanjat dinding oleh pelatih di sana saat umurnya 8 tahun.

Seiring berjalannya waktu, Desak mulai rutin latihan bersama bibinya hingga akhirnya memutuskan untuk fokus menjadi atlet panjat tebing. Kedua orang tuanya sempat melarang karena menurut mereka olahraga yang digelutinya cukup berbahaya bagi perempuan. Namun lama-lama mereka memberi restu.

Desak membayar kepercayaan orang tuanya dengan meraih dua medali emas dalam Kejuaraan Kelompok Umur Riau 2018. Sampai akhirnya pada 2020 pelatih Hendra Basir merekutnya ke Tim Nasional hingga sekarang.

2. Rifda Irfanaluthfi (Senam Artistik)

Potret atlet gymnastic Rifda Irfanaluthfi saat berlaga di World Artistic Gymnastics Championships 2023, Antwerp, Belgia. ANTARA/instagram/@rifda_irfanaluthfi

Atlet senam Rifda Irfanaluthfi mengatakan ingin mencetak sejarah untuk Indonesia pada Olimpiade Paris 2024. Adapun realokasi negara tuan rumah membuat Rifda mendapatkan tempat di Olimpiade Paris 2024 seusai tampil di Kejuaraan Dunia Senam Artistik (Artistic Gymnastics) 2023 di Antwerp, Belgia.

Atas keberhasilannya itu, Rifda pun mencetak sejarah sebagai pesenam Indonesia pertama yang akan tampil di Olimpiade. Namun, Rifda mengakui bahwa perjalanan dan penantiannya untuk lolos Olimpiade cukup berliku.

Pada Oktober 2023, ia mengalami cedera lutut saat melakoni Kejuaraan Dunia Senam Artistik di Belgia. Cedera itu pun membuatnya harus menjalani pemulihan dengan baik, sampai akhirnya ia dipastikan lolos ke Paris.

3. Diananda Choirunisa (Panahan)

Pemanah putri Indonesia Diananda Choirunisa membidik sasaran saat berlatih di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Jumat, 12 Juli 2024. Empat atlet panahan Indonesia akan terjun pada nomor tim recurve putri, perorangan recurve putri, perorangan recurve putra dan mix team pada Olimpiade Paris 2024. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Tiket Olimpiade Paris diperoleh Diananda Choirunisa karena pemanah Korea Selatan Lim Sihyeon yang merebut medali emas bersama rekannya Lee Wooseok di beregu campuran recurve, telah memastikan tiket Olimpiade Paris dari nomor individual di ajang Asian Games 2022.

Seharusnya jatah tiket Olimpiade Paris itu jatuh ke tangan Sugimoto Tomomi dari Jepang sebagai juara kedua beregu campuran, tetapi karena Sugimoto sudah mendapatkan kuota tiket dari ajang Kejuaraan Dunia Panahan di Berlin, Jerman pada Juli lalu, kuota tiket tersebut akhirnya jatuh ke tangan Diananda.

Diananda yang berduet dengan Riau Ega memperoleh kemenangan di nomor beregu campuran recurve (mixed recurve team) atas wakil Iran Fallah-Shabani dalam perebutan tempat ketiga Asian Games Hangzhou yang berlangsung di Fuyang Yinhu Sport Centre, Hangzhou, Rabu, 4 Oktober.

4. Nurul Akmal (Angkat Besi)

Lifter putri Nurul Akmal melakukan pemanasan saat mengikuti pemusatan latihan di Mess Kwini Jakarta, Jumat 14 Juni 2024. Tiga lifter Indonesia yakni Eko Yuli Irawan yang akan turun pada nomor 61 kg, Rizki Juniansyah di nomor 73 kg, dan Nurul Akmal di nomor +81 kg terus mematangkan persiapan jelang Olimpiade Paris 2024. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Atlet angkat besi putri Nurul Akmal menjadi atlet ke-10 dari Indonesia yang lolos ke Olimpiade Paris 2024. Realokasi kuota membuatnya lolos ke ajang kompetisi olahraga tertinggi di Paris.

Nurul Akmal, 31 tahun, berasal dari Aceh. Pada 2017, ia memenangkan medali perak dalam lomba +90 kg putri di Pesta Olahraga Solidaritas Islam 2017 yang diadakan di ibukota Azerbaijan yaitu di Baku, Azerbaijan.

Pada 2017, ia meraih peringkat ke-6 dalam lomba +90 kg putri di Universiade Musim Panas 2017 yang diadakan di Taipei, Taiwan. Pada tahun berikutnya, ia mewakili Indonesia di Pesta Olahraga Asia 2018 yang diadakan di Jakarta, Indonesia dalam lomba +75 kg putri dimana ia meraih peringkat ke-6.

Pada 2019, ia memenangkan medali perunggu dalam lomba +87 kg putri di Piala Qatar Internasional ke-6 yang diadakan di Doha, Qatar.

5. Apriyani Rahayu (Bulu Tangkis)

Apriyani Rahayu adalah seorang atlet bulu tangkis Indonesia yang telah mengukir prestasi gemilang dalam karier olahraganya. Lahir pada tanggal 29 April 1998, Apriyani mulai menunjukkan minatnya dalam dunia bulu tangkis sejak usia dini. Ia tumbuh di lingkungan yang kurang mampu, namun dengan tekad yang kuat, ia berhasil mengembangkan bakatnya menjadi seorang pemain bulu tangkis yang berbakat.

Apriyani Rahayu memulai karier profesionalnya pada tahun 2016 ketika ia bergabung dengan tim bulu tangkis nasional Indonesia dan menjadi bagian dari program pelatnas. Namun, perjalanannya tidaklah mudah. 

Ia menghadapi banyak tantangan, termasuk masalah keuangan dalam keluarganya. Ayahnya bahkan harus bekerja keras mencari dana untuk mendukung karier bulu tangkis Apriyani.

Dengan semangat dan kerja kerasnya, Apriyani terus mengembangkan kemampuannya dan mencatatkan prestasi yang mengesankan. Ia menjadi pemain yang andal dalam nomor ganda putri dan sering kali berpasangan dengan Greysia Polii. Duo ini telah meraih sejumlah gelar juara di turnamen internasional, termasuk di ajang BWF World Tour dan Asian Games.

Pada Olimpiade Tokyo 2020, Apriyani Rahayu bersama Greysia Polii berhasil meraih medali emas dalam nomor ganda putri. Kemenangan ini menjadi tonggak sejarah bagi Indonesia, karena merupakan medali emas pertama dalam nomor ganda putri sepanjang sejarah bulu tangkis Indonesia di Olimpiade. Prestasi ini juga mengukuhkan posisi Apriyani sebagai salah satu pemain bulu tangkis terbaik Indonesia.

Pebulu tangkis ganda putri Indonesia Siti Fadia Silva Ramadhanti (kanan) dan Apriyani Rahayu berfoto bersama usai menang atas pebulu tangkis ganda putri Thailand Jongkolphan dan Rawinda Prajongjai dalam babak perempatfinal Piala Uber 2024 di Chengdu Hi Tech Zone Sports Center Gymnasium, Chengdu, China, Jumat, 3 Mei 2024. Pasangan Apriyani/Fadia menang dalam dua gim 21-17, 21-14 dan tim Indonesia unggul atas Thailnad dengan skor 2-0. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

6. Siti Fadia Silva Ramadhanti (Bulu Tangkis)

Siti Fadia menggantikan posisi Greysia Polii, yang sebelumnya menjadi patner Apriyani meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020. Pasangan tersebut harus berpisah karena Greysia memutuskan pensiun di usianya 34 tahun.

Fadia sebelumnya berpatner dengan Ribka Sugiarto. Pemain jebolan PB Djarum ini dipasangkan dengan Apriyani sejak Maret 2022, saat Greysia sudah ancang-ancang berhenti sebagai pemain profesional bulu tangkis.

Meski belum lama dipasangkan, pemain kelahiran Bogor, 21 tahun, itu tak canggung bermain dengan Apriyani yang lebih sudah banyak mengukir prestasi kelas dunia. Bersama Apriyani Rahayu, yang lebih tua sekitar dua setengah tahun, Fadia langsung menggebrak. 

Pasangan baru ini sukses membawa pulang emas di SEA Games Vietnam 2021 pada Mei lalu, dengan mengalahkan pasangan Thailand, Benyapa Aimsaard/Nuntakarn Aimsaard, 21-17 dan 21-14. Kemudian, di turnamen Indonesia Masters 2022 yang dihelat pekan lalu, Apriyani dan Fadia berhasil lolos ke final. Namun, pasangan ini belum bisa meraih gelar juara setelah kalah menghadapi pasangan Cina, Chen Qing Chen/Jia Yi Fa dengan skor 18-21 dan 12-21 di final pada Ahad, 12 Juni 2022.

Kegagalan di final tersebut membuat Fadia mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman, salah satunya bagaimana menghadapi pebulu tangkis kelas dunia dalam pertandingan.

7. Gregoria Mariska Tunjung (Bulu Tangkis)

Pebulutangkis Tunggal Putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung saat mengembalikkan kok ke arah lawannya Pebulutangkis Tunggal Putri Indonesia Putri Kusuma Wardani pada babak 32 besar Indonesia Open 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa, 4 Juni 2024. Gregoria Mariska Tunjung berhasil memenangkan pertandingan dan lolos ke babak 16 besar dengan skor 21-14 dan 21-17. TEMPO/M Taufan Rengganis.

Gregoria Mariska Tunjung Cahyaningsih adalah seorang atlet bulu tangkis tunggal putri Indonesia yang lahir pada 11 Agustus 1999 di Wonogiri, Jawa Tengah. Orang tua Gregoria Mariska Tunjung bernama Gregorius Maryanto (ayah) dan Fransiska Romana (ibu).

Wanita bernama Grego ini sudah tertarik dengan bulu tangkis sejak kecil. Orang tua Grego juga mendukungnya bermain bulutangkis sejak sekolah dasar. Gregoria sempat mengasah kemampuan bulutangkisnya di AUB Surakarta Club di Jawa Tengah. Di kelas 5 SD ia kemudian pindah ke Mutiara Cardinal Club di Bandung.

Grego sendiri baru masuk ke pelatnas Cipayung pada 2013. Hal itu karena ia berhasil meraih lima gelar Sirkuit Nasional pada tahun 2013. Tak lama kemudian, ia kembali menorehkan prestasi ketika menjuarai Singapore International Series dan Indonesia International Badminton Championship di 2015.

Bakatnya yang luar biasa akhirnya membuat Grego menjadi bagian tak terpisahkan dari tim Indonesia, khususnya di tunggal putri. Nama Gregoria Mariska Tunjung mulai dikenal luas pada 2017. Kemudian, atlet setinggi 164 cm itu mengukir sejarah dengan menjuarai tunggal putri Kejuaraan Dunia Junior BWF di Yogyakarta.

Apalagi, master Spanyol 2023 juga mengakhiri absen juara selama lima tahun Grego. Pada akhirnya, Grego menjadi juara di Finland Open 2018. Tak hanya berhenti di situ saja, Gregoria terus mengudara dan mengharumkan nama Indonesia. Hingga akhirnya dirinya berhasil bergabung dengan tim tunggal putri senior. 

8. Pitha Haningtyas Mentari (Bulu Tangkis)

Ganda campuran Indonesia, Rinov Rivaldy / Pitha Haningtyas Mentari, jadi juara Spain Masters 2024, Minggu, 31 Maret 2024. Kredit: Tim Media PBSI

Pitha Haningtyas Mentari yang lahir pada 1 Juli 1999 adalah atlet bulutangkis Indonesia yang berasal dari klub Jaya Raya Jakarta badminton. Ia merupakan atlet ganda campuran bulutangkis bersama dengan pasangannya Rinov Rivaldy. Ia merupakan merupakan anggota dari tim putri Pesta Olahraga Asia Tenggara 2019.

Pencapaian dari tingkat nasional sampai internasional pernah diraih oleh Pitha bersama pasangannya dalam ganda campuran. Pitha bersama Rinov pernah meraih perunggu dalam SEA GAMES 2019 di Muntinlupa Sports Complex, Metro Manila, Filipina yang bertanding melawan Malaysia dengan pasangan Goh Soon Huat dan Shevon Jemie Lai. 

Sebelum mengikuti pertandingan di SEA GAMES, lebih dahulu ia mengikuti Kejuaraan Dunia Campuran pada 2017 yang dilangsungkan di GOR Among Rogo, Yogyakarta. Pada pertandingan tersebut, bersama dengan Rinov, Pitha melawan tim Indonesia lainnya, yaitu Rehan Naufal Kusharjanto dan Siti Fadia Silva Ramadhanti. Pertandingan tersebut pun berhasil mengeluarkan pemenang yang mendapatkan medali emas dari pasangan atlet Pitha dan Rinov.

Selama dua tahun, pada 2018-2019, Pitha dan Rinov mengikuti BWF World Tour. Awalnya, BWF World Tour sudah mulai diumumkan sejak 19 Maret 2017, tetapi baru direalisasikan pada 2018. BWF World Tour adalah seri turnamen bulutangkis elit yang diselenggarakan oleh Badminton World Federation (BWF). Turnamen ini terbagi menjadi beberapa level, yaitu World Tour Finals, Super 1000, Super 750, Super 500, Super 300 (bagian dari HSBC World Tour), dan BWF Tour Super 100, seperti dirangkum archive.org.

9. Rezza Octavia (Panahan)

Rezza Octavia memamerkan medali emas yang diraih di Olimpiade Vietnam. (instagram/@rezzaoctavia)

Bagi Rezza, panahan bukanlah cabang olah raga yang asing karena sudah menggeluti olahraga ketangkasan bidik sasaran tersebut sejak usia sembilan tahun atau saat dia masuk duduk di bangku sekolah dasar.

Rezza bukan lahir dari keluarga atlet panahan, tetapi keisengan dia dalam mencari kesibukan dengan mencoba olahraga panahan akhirnya membawa sang atlet ke berbagai kejuaraan. Rezza pun merintis karier atlet dari kejuaraan panahan sejak dini, mulai tingkat SD dan pelajar, hingga kejuaraan berskala nasional kala itu. 

Pekan Olahraga (POR) SD pernah dia rasakan, kemudian beranjak ke Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) pada 2016. Masih berusia 16 tahun, Rezza saat itu sudah bisa menyapu bersih emas. Dalam Kejuaraan Nasional Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) pada 2016, Rezza mendapatkan medali emas. Pada edisi 2017 dia juga sukses mengamankan medali.

Pada 2017, Rezza mengikuti Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) dengan hasil meraih satu medali emas dan satu medali perak. Artinya, kemampuan Rezza sudah tak perlu diragukan karena pengalaman dan prestasinya dalam berbagai ajang perlombaan menjadi bukti untuk semua itu.

Bersama semua pengalaman yang dimilikinya, ternyata tidak menghilangkan rasa grogi pada diri Rezza ketika dia harus membawa nama besar Indonesia dalam ajang internasional.

10. Syifa Nur Afifah Kamal (Panahan)

Pemanah putri Indonesia Syifa Nur Afifah Kamal (kiri) dan Diananda Choirunisa berlatih di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Jumat, 12 Juli 2024. Empat atlet panahan Indonesia akan terjun pada nomor tim recurve putri, perorangan recurve putri, perorangan recurve putra dan mix team pada Olimpiade Paris 2024. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Syifa Nur Afifah Kamal, atlet Panahan asal Kota Bandung.

Syifa berharap dapat mengulang kesuksesan Indonesia pada Olimpiade tahun 1988, yang mana pada saat itu Indonesia berhasil mendapatkan medali emas.

11. Rajiah Salsabillah (Panjat Dinding)

Atlet panjat tebing Rajiah Salsabillah berpose setibanya di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Banten, Selasa, 25 Juni 2024. Dua atlet panjat tebing Veddriq Leonardo dan Rajiah Salsabillah berhasil lolos menuju ajang Olimpiade Paris 2024 usai menjalani kualifikasi kategori speed di Budapest, Hongaria. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin

Rajiah Sallsabillah lahir di Banten pada 30 April 1999. Dia merupakan atlet pemanjat tebing putri Indonesia.

Ia meraih medali emas Pesta Olahraga Asia 2018 yang diselenggarakan di Jakarta-Palembang dimana ia berhasil meraih medali emas pada nomor Kecepatan Tim Putri bersama rekannya Aries Susanti Rahayu, Puji Lestari, dan Fitriyani.

12. Maryam March Maharani (Judo)

Maryam March Maharani atlet judo Indonesia yang berlaga di Olimpiade Paris 2024. Foto: Instagram/@oppal_id.

Maryam mengakhiri penantian 12 tahun bagi Indonesia untuk mengirimkan atlet judo lagi ke Olimpiade. Maryam menjadi atlet judo pertama yang mewakili Indonesia di Olimpiade sejak Putu Wiradamungga Adesta di Olimpiade London 2012.

Maryam yang turun di kelas 52 kg, merupakan judoka putri di urutan kelima Asia dari 10 yang terbaik. Ia menjalani debut internasional di ajang Oceania Open 2022, yang digelar di Perth, Australia. Saat itu, ia mengakhiri turnamen di peringkat 9.

13. Azzahra Permatahani (Renang)

Atlet renang Indonesia Azzahra Permatahani saat ditemui di Kantor NOC Indonesia, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, 18 Juli 2024. TEMPO/Randy

Azzahra Permatahani kelahiran 7 Januari 2002 adalah Perenang Putri Indonesia. Pada 2017, ia memenangkan medali perak dalam gaya ganti 400 meter individu putri pada Islamic Solidarity Games 2017 yang diadakan di Baku, Azerbaijan. 

Pada tahun yang sama, ia berlaga di nomor 400 meter gaya ganti perorangan putri pada Kejuaraan Akuatik Dunia 2017 yang diadakan di Budapest, Hungaria. Di ajang ini ia tidak maju untuk berlaga di final. Tahun berikutnya, ia mewakili Indonesia di Asian Games 2018 yang diadakan di Jakarta, Indonesia.

Pada tahun 2018, ia juga berkompetisi di Summer Youth Olympics 2018 yang diadakan di Buenos Aires, Argentina. Pada 2019, ia mewakili Indonesia di Kejuaraan Akuatik Dunia 2019 yang diadakan di Gwangju, Korea Selatan. Dia berkompetisi di nomor 400 meter gaya ganti individu putri dan dia tidak maju untuk bersaing di final.

 

Berita Lainnya

Index