Pekanbaru - Parfum menjadi salah satu barang yang penting bagi wanita. Pilihan jenis parfum yang cukup terkenal adalah extrait de parfum, eau de parfum, dan eau de toilette. Keduanya tentu memiliki ketahanan wewangian yang berbeda.
CEO sekaligus pendiri Alchemist Fragrance Naya Tinanda Nabila mengatakan yang membedakan extrait de parfum, eau de parfum, dan eau de toilette adalah kadar minyak atsiri yang terkandung di dalamnya. “Extrait de Parfum memiliki kadar oil (minyak atsiri) yang paling tinggi, diikuti oleh eau de parfum, dan eau de toilette, yang membedakan hanya kadar oil-nya saja,” kata Naya.
Namun, pilihan jenis parfum tersebut sangat bergantung pada preferensi dan kebutuhan pengguna. Eau de toilette cocok digunakan sehari-hari karena memiliki aroma yang segar dan ringan serta tidak mencolok.
Eau de parfum, yang memiliki kandungan minyak atsiri lebih tinggi dari eau de toilette, juga masih bisa digunakan saat berkegiatan sehari-hari.
Sementara, extrait de parfum, kata Naya, lebih cocok untuk acara khusus lantaran memiliki kadar minyak atsiri yang lebih tinggi sehingga aroma dapat bertahan lebih lama. Hanya perlu sedikit semprotan extrait de parfum untuk mendapatkan aroma kuat dan tahan lama.
Mengingat sifatnya itu, harga extrait de parfum cenderung lebih mahal dibandingkan dua jenis parfum lainnya. “Biasanya kalau extrait de parfum tidak perlu menyemprot banyak-banyak, hanya perlu menyemprotkan pada berapa titik sudah bisa tahan lebih lama, tapi, memang harga lebih tinggi,” ujar Naya.
Selain kadar minyak atsiri, faktor lain yang mempengaruhi ketahanan parfum adalah sifat komposisi aroma itu sendiri. Misalnya, parfum dengan notes (munculnya rangkaian aroma dalam sebuah parfum) bunga atau clean (segar) cenderung memudar lebih cepat dibandingkan dengan parfum yang mengandung notes kayu atau vanila, yang sifat alaminya kental dan lebih tahan lama.