Israel Siapkan Serangan Darat ke Lebanon, AS dan Prancis Coba Cegah Perang Besar

Kamis, 26 September 2024 | 10:37:06 WIB

PEKANBARU - Kepala militer Israel mengatakan kepada pasukannya pada hari Rabu (25/9/2024) bahwa serangan udara besar-besaran terhadap Lebanon dilakukan sebagai persiapan serangan darat terhadap milisi Hizbullah.

Sementara diplomat AS dan Prancis tengah berupaya untuk mencapai kesepakatan sementara guna menghentikan permusuhan.

Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada stasiun televisi ABC bahwa perang besaf mungkin terjadi. Namun ia menambahkan, pihaknya masih berjuang untuk mencapai penyelesaian yang secara fundamental dapat mengubah seluruh kawasan.

Israel memperluas serangan udaranya di Lebanon pada hari Rabu. Kementerian kesehatan Lebanon melaporkan sedikitnya 51 orang tewas dan sedikitnya 223 orang terluka dalam serangan hari Rabu.

Israel menembak jatuh rudal yang menurut Hizbullah telah diarahkan ke markas besar badan intelijen Mossad di dekat kota terbesar Israel, Tel Aviv.

Pejabat Israel mengatakan rudal telah menuju ke daerah sipil di Tel Aviv, bukan markas besar Mossad, sebelum ditembak jatuh.

"Anda mendengar jet tempur di atas kepala. Kami telah menyerang sepanjang hari," kata Jenderal Herzi Halevi kepada pasukan Israel di perbatasan dengan Lebanon.

"Ini dilakukan untuk mempersiapkan jalan bagi kemungkinan masuknya Anda dan untuk terus menekan Hizbullah," katanya.

Para pemimpin dunia menyatakan kekhawatiran bahwa konflik yang terjadi bersamaan dengan perang Israel di Gaza melawan Hamas, meningkat dengan cepat karena jumlah korban tewas di Lebanon meningkat dan ribuan orang meninggalkan rumah mereka.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Washington dan sekutunya bekerja keras untuk menghindari perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan ia akan mengirim menteri luar negerinya ke Lebanon minggu ini sebagai bagian dari upaya untuk menghentikan pecahnya perang.

"Tidak boleh ada perang di Lebanon," katanya dalam pidatonya pada hari Rabu di pertemuan tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang beranggotakan 193 negara.

Terkini