PEKANBARU (HALOBISNIS) - Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 9 Pekanbaru, Riau mengklarifikasi kasus dugaan pengeroyokan salah satu siswa oleh semasa rekannya pada, Senin (15/9/2025).
Kepela SMAN 9 Pekanbaru Dra Darmina MPd mengatakan, korban inisial FL tidak dirundung atau dikeroyok oleh siswa lainnya, melainkan kasus duel antar siswa yakni FL dan M.
Atas kejadian itu, FL harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru karena mengalami patah tulang dan lebam di bagian mata kiri.
"Iya benar. Informasi yang kami kumpulkan menyebutkan tidak ada pengeroyokan. Mereka berduel berdua saja, meskipun tetap saja itu tindakan yang salah dan tidak dapat dibenarkan," katanya, Kamis (18/9/2025).
Darmina mengatakan, sekolah sudah memanggil kedua siswa yang terlibat beserta orang tuanya untuk dilakukan mediasi.
"Kami sudah menghadirkan pelaku bersama orang tuanya. Kami memberikan pengarahan, dan orang tua juga menunjukkan kepedulian dengan bersedia mencari penyelesaian secara baik," sebutnya.
Tak hanya itu, Darmina mengaku pihaknya sudah melakukan mediasi. Pihaknya membawa siswa M yang terlibat berserta orang tua l mendatangi rumah sakit tempat siswa FL dirawat dan berdiskusi dengan orang tua korban.
"Mudah-mudahan masalah ini dapat selesai secara damai, karena arahan pimpinan agar persoalan ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan," harapnya.
Darmina menjelaskan kronologi kejadian pertengkaran dua siswa tersebut. Peristiwa itu terjadi di luar lingkungan dan jam sekolah, tepatnya di kawasan PMI Pekanbaru.
"Waktu hari kejadian kami tidak mengetahui adanya kasus ini, karena kejadiannya setelah anak-anak pulang sekolah. Besok harinya baru kami mendapat kabar, lalu memanggil siswa yang terlibat untuk dimintai keterangan," sebutnya.
Informasi awal yang diperoleh dari wali kelas korban. Pihak sekolah kemudian mencoba berkomunikasi dengan orang tua, namun pada saat itu kondisi korban FL sudah menjalani perawatan medis pasca operasi.
"Jadi sekolah tidak tinggal diam, meskipun peristiwa ini terjadi di luar jam sekolah. Kami sudah memanggil orang tua pelaku, dan berupaya mengumpulkan data untuk mengetahui duduk perkara sebenarnya seperti apa," jelasnya.
Lebih lanjut dia menerangkan pemicu duel antar siswa tersebut berawal dari persoalan kecil saat waktu Salat, yaitu masalah sandal.
"Awalnya hanya soal sandal, namun kemudian berkembang menjadi tantangan duel antara kedua siswa di luar jam sekolah," kata Muslaini.
Dari hasil keterangan siswa lain, duel berlangsung dua kali. Pada duel pertama, M dengan FL. Namun FL menantang ulang sehingga duel kembali terjadi untuk yang kedua kalinya. Akibatnya, FL mengalami luka serius di bagian hidung hingga harus menjalani operasi.
Selain itu, disebutkan ada lima saksi siswa yang sempat dimintai keterangan, namun mereka hanya menonton tanpa ikut terlibat dalam duel.
"Anak-anak lain memang ada di lokasi, tetapi mereka hanya menonton karena saat itu sudah selesai jam sekolah. Jadi yang terlibat hanya M dan FL," katanya.