PEKANBARU (HALOBISNIS) - Keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang semakin marak di sejumlah titik jalan utama Pekanbaru kini tengah menjadi perhatian serius Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru.
Walikota Agung Nugroho menegaskan, pihaknya tidak ingin hanya sekadar melakukan penertiban tanpa memberikan solusi yang adil bagi pedagang.
“Kita tidak mau mematikan rezeki orang lain. Pemerintah memahami bahwa PKL juga bagian dari perekonomian masyarakat. Karena itu, solusinya sedang kita cari agar mereka tetap bisa berjualan, tetapi tertata rapi dan tidak menimbulkan persoalan baru. Salah satu alternatif yang sudah kita pikirkan adalah memindahkan dan menata PKL di bawah Jembatan Siak IV," kata Agung Ahad (31/8/2025).
Menurut Agung, penataan PKL tidak bisa dilakukan secara instan. Diperlukan komunikasi dengan pedagang agar mereka tidak merasa dirugikan, sekaligus kajian agar lokasi baru benar-benar sesuai dengan kebutuhan.
“Kita ingin solusi yang berkelanjutan, bukan hanya memindahkan masalah dari satu tempat ke tempat lain. Pemko akan menyiapkan beberapa alternatif lokasi lain selain di bawah Jembatan Siak IV, sehingga para pedagang memiliki pilihan dan tidak kehilangan pelanggan,” tambahnya.
Ia juga menekankan pentingnya keseimbangan antara kepentingan pedagang dan kenyamanan masyarakat umum.
“Kota ini milik bersama, jadi semua harus mendapatkan manfaat. PKL bisa tetap mencari nafkah, sementara masyarakat juga bisa menggunakan jalan dengan aman dan lancar. Kita akan duduk bersama dengan perwakilan pedagang, instansi terkait, dan masyarakat untuk menemukan formula terbaik,” tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di bahu jalan kembali memicu keluhan dari pengguna jalan. Kondisi ini terlihat jelas di sepanjang Jalan Diponegoro, Pekanbaru.
Kamis (28/8/2025), sejumlah PKL memadati kawasan tersebut dengan menjajakan dagangan di trotoar hingga meluber ke badan jalan.
Situasi ini diperparah dengan banyaknya pembeli yang berhenti mendadak dan memarkirkan kendaraan di tepi jalan, sehingga arus lalu lintas menjadi tersendat dan menimbulkan kepadatan.
Seorang pengendara, Jihan mengaku terganggu dengan keberadaan PKL yang semakin semrawut itu.
“PKL seharusnya ditertibkan dan diberikan lokasi khusus. Kalau dibiarkan, mereka makin ramai dan jelas mengganggu arus lalu lintas,” ujarnya.
Ia berharap Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru bisa segera mengambil langkah tegas agar aktivitas PKL tetap berjalan namun tidak mengorbankan kenyamanan pengguna jalan.
“Langkah tegas perlu diambil oleh pemerintah, agar aktivitas PKL tetap berjalan tanpa mengganggu kenyamanan masyarakat,” katanya.***