PEKANBARU (HALOBISNIS) - Gubernur Riau (Gubri), Abdul Wahid meminta Bujang dan Dara Riau harus menjadi generasi muda yang berprestasi, menjunjung adab dan miliki pengetahuan budaya.
Hal itu ditegaskan Gubri Abdul Wahid saat menghadiri ajang pemilihan Bujang dan Dara Provinsi Riau 2025 dalam kegiatan Pekan Budaya Melayu Serumpun bersempena dengan perayaan Hari Jadi ke-68 Provinsi Riau, di Jalan Sultan Syarif Kasim Pekanbaru, Kamis (7/8/2025) malam.
"Pemilihan Bujang dan Dara Riau tidak sekadar kontestasi. Iven tahunan ini menjadi panggung eksplorasi diri bagi pemuda-pemudi Riau harus bersinar dan memiliki prestasi, adab dan pengetahuan budaya," kata Gubri.
Dalam kesempatan itu, para finalis menunjukkan bakat, kecerdasan, dan pemahaman budaya di hadapan dewan juri dan masyarakat.
Seiring gemerlap lampu dan iringan musik, semangat kebudayaan benar-benar terasa mengalir malam itu. Tak hanya menjadi kompetisi, acara ini menjadi panggung ekspresi identitas Melayu yang tetap hidup dalam diri generasi muda.
Gubri menyebut, kegiatan tersebut sarat pesan makna budaya pada malam puncak pemilihan Bujang Dara Riau, dan menekankan bahwa acara ini dapat menghidupkan nilai-nilai Melayu di Bumi Lancang Kuning.
"Malam ini bukan sekadar malam puncak kontestasi. Ini adalah malam yang menjadi saksi kalau Melayu belum padam. Ini menandakan bahwa nilai-nilai luhur masih hidup dalam senyum anak muda," ujarnya.
Menurut Gubri, generasi muda Riau saat ini bukan hanya mewarisi tradisi tetapi juga menjadi aktor utama dalam menjaga, merawat, dan menghidupkan kembali budaya Melayu dalam bentuk yang relevan dengan zaman. Dengan begitu, sosok mereka dapat tampil menawan dan menguasai nilai-nilai adat.
"Ada tutur mereka yang lembut namun tegas. Dalam langkah mereka, bujang dara harus menjunjung tinggi adab dan kebijaksanaan," pesannya.
Gubri menjelaskan, Provinsi Riau tengah berada dalam sebuah perjalanan kebudayaan yang panjang. Memasuki usia ke-68 tahun ini, pembangunan yang dicapai harus tetap berpijak pada nilai luhur yang menjadi akar kekuatan daerah.
"Kita sedang berdiri dalam sebuah perjalanan panjang kebudayaan. Usia Provinsi Riau yang kini 68 tahun dan setiap langkah pembangunan yang kita capai haruslah ditopang oleh akar nilai yang kokoh. Akar itu adalah budaya dan batang tubuhnya ialah anak muda," paparnya.
Gubri menegaskan, kekayaan Riau bukan hanya terletak pada potensi alam dan sumber daya energi. Lebih dari itu juga pada kebijaksanaan lokal, sastra lisan, hingga kesantunan dalam kehidupan sehari-hari yang masih dijaga masyarakatnya.
"Riau adalah negeri kaya, bukan hanya hasil buminya, tetapi kaya syair, kaya pepatah, kaya martabat. Karena ajang Bujang Dara adalah cerminan kekayaan Riau. Para finalis bukan hanya tampil dengan paras yang rupawan, namun juga membuktikan diri lewat cara bicara, cara berpikir, serta pemahaman mereka terhadap budaya daerah," terangnya.
"Pada malam hari ini, kekayaan itu berwujud dalam para finalis Bujang Dara yang bukan hanya cantik parasnya tetapi anggun dalam cara bicara dan dalam cara berpikirnya," tukasnya.