Cuaca Panas Paksa Sejumlah PLTN di Eropa Hentikan Operasional

Cuaca Panas Paksa Sejumlah PLTN di Eropa Hentikan Operasional

JAKARTA (HALOBISNIS) - Gelombang panas ekstrem yang melanda Eropa memaksa sejumlah pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) untuk mengurangi kapasitas atau bahkan menghentikan operasional sementara.

Hal ini terjadi karena tingginya suhu membuat proses pendinginan reaktor semakin sulit, terutama ketika ketersediaan air untuk pendinginan turut menurun.

Menurut laporan Financial Times pada Minggu (3/8/2025), beberapa PLTN di Prancis dan Swiss menjadi yang terdampak paling signifikan.

Di Prancis, tercatat 17 dari total 18 reaktor nuklir mengurangi kapasitas produksi akibat tekanan suhu tinggi.

Cuaca ekstrem juga mendorong lonjakan penggunaan pendingin ruangan (AC) di seluruh benua, yang berujung pada meningkatnya konsumsi listrik.

Data dari organisasi industri kelistrikan Eurelectric menunjukkan bahwa selama periode 23 Juni hingga 3 Juli 2025, permintaan listrik di kawasan Uni Eropa melonjak sebesar 7,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Di Spanyol, kenaikannya bahkan mencapai 16%.

Juni 2025 tercatat sebagai bulan terpanas sepanjang sejarah di Eropa, yang menyebabkan harga listrik ikut melambung tajam.

Sementara itu, tantangan jaringan listrik Eropa kian kompleks. Seperti diberitakan Reuters pada Mei lalu, sejumlah pejabat menyatakan bahwa infrastruktur listrik yang telah menua dan keterbatasan fasilitas penyimpanan energi menuntut investasi besar.

Diperkirakan dana hingga triliunan dolar dibutuhkan untuk mengimbangi peningkatan permintaan listrik, pengembangan energi terbarukan, dan menghindari krisis pasokan di masa depan.

Berita Lainnya

Index