HALOBISNIS- - Tepatnya pada 29 Mei lalu genap 100 hari kerja Gubernur dan Wakil Gubernur Riau, Abdul Wahid dan SF Hariyanto.
Banyak pihak mempertanyakan apa saja yang dilakukan Gubernur Riau selama 100 hari kerja. Pasalnya tahun pertama kepemimpinannya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau dilanda persoalan finansial.
Gubernur Riau (Gubri), Abdul Wahid mengatakan, dalam 100 hari kerja pihaknya telah menyelesaikan persoalan-persoalan yang sifatnya mendesak.
"Dalam 100 hari kerja ini ada persoalan-persoalan instan yang bisa kita selesaikan yang sifatnya insidentil," kata Gubri usai upacara Hari Lahir Pancasila tahun 2025 di Halaman Kantor Gubernur Riau, Senin (2/6/2025).
Sedangkan persoalan-persoalan yang butuh perencanaan, lanjut Gubri, maka harus diurus secara planning. Karena ada program yang bisa dilaksanakan secara cepat, tapi ada program yang harus berdasarkan planning sehingga berkelanjutan.
"Artinya 100 hari ini bukan sesuatu itu harus diselesaikan semua, tapi kita menanamkan pondasi-pondasi," sebutnya.
Sebab menurut Gubri, dalam 100 hari kerja kepemimpinannya ada banyak tantangan yang dihadapi. Salah satunya persoalan kondisi anggaran Pemprov Riau.
"Karena banyak yang protes apa dilakukan selama 100 hari ini. Saya tidak banyak melakukan banyak hal, karena apa? Karena melakukan banyak hal membutuhkan dana yang banyak," ujarnya.
"Makanya saya fokus bagaimana jalan fungsional. Dari awal saya katakan, bagaimana jalan berfungsi, pendidikan berjalan dengan baik, dan kesehatan terlayani dengan baik. Jadi tiga faktor ini yang ingin dicapai," ujarnya.
Gubri mengaku tidak pernah janji muluk-muluk akan menuntaskan semua persoalan dalam 100 hari kerja. Karena yang terpenting jalan berfungsi, ekonomi masyarakat berjalan.
"Karena apa? Karena anggaran kita tidak ada, anggaran minim. Namun saya harus bekerja bagaimana tiga sektor itu berjalan. Sebab tiga sektor ini pelayanan publik yang paling utama, coba bayangkan kalau jalan, sekolah dan kesehatan tidak berfungsi dengan baik. Itu persoalan mendasar kita," ungkapnya.
"Saya meletakkan mana yang lebih urgen, makanya saya bilang tahun ini kita tunda dulu membangun gedung, seperti RS Bhayangkara, dan saya sudah berpengertian. Karena real-nya kita tidak punya anggaran yang cukup untuk membiayai rencana kita itu," tutupnya.