PEKANBARU - Gubernur Riau (Gubri) Abdul Wahid dengan tegas melarang kepala sekolah (Kepsek) SMA/SMK untuk memberikan izin kegiatan perpisahan di luar sekolah. Keputusan ini diambil karena kegiatan tersebut dinilai sering membebani orang tua wali murid secara finansial.
Larangan ini disampaikan langsung oleh Gubri kepada awak media setelah menghadiri rapat bersama PTP Pemprov Riau yang digelar di Ruang Rapat Melati, Kantor Gubernur, Kota Pekanbaru, Senin (3/3/2025)."Saya melarang kepada semua kepala sekolah SMA/SMK untuk tidak mengadakan kegiatan di luar sekolah, termasuk perpisahan," tegasnya.
Gubri menegaskan bahwa jika ada kepala sekolah yang tetap mengizinkan perpisahan di luar sekolah, maka mereka akan langsung dicopot dari jabatannya."Kalau ada kepala sekolah yang mengadakan dan mengizinkan perpisahan di luar sekolah, maka akan saya ganti kepala sekolahnya," ujarnya dengan tegas.
Keputusan ini diambil bukan tanpa alasan. Gubri menilai bahwa acara perpisahan di luar sekolah, termasuk kegiatan seperti study tour, hanya menambah beban finansial bagi orang tua siswa."Saya tidak mau membebani orang tua. Kalau ada kegiatan di luar sekolah, termasuk study tour, maka akan membebani wali murid, pasti itu," tambahnya.
Lebih lanjut, Gubri menekankan komitmennya untuk memastikan bahwa pendidikan di Riau tetap terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Ia tidak ingin ada istilah pendidikan mahal yang berujung pada meningkatnya angka putus sekolah."Saya tidak mau pendidikan ini berbiaya tinggi. Ke depan, saya ingin menekan angka putus sekolah, dan tidak ada lagi SMA/SMK yang menahan ijazah siswa. Jika ada kendala, langsung laporkan kepada kami," tandasnya.
Dengan kebijakan ini, Gubernur Riau berharap pendidikan di daerahnya bisa lebih inklusif dan tidak menjadi beban tambahan bagi para orang tua siswa.
