PEKANBARU - Pada perdagangan pagi ini, Rabu (6/11/2024), mata uang rupiah dibuka melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di posisi Rp15.840 per dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah tercatat turun sebesar 0,58% atau 91,5 poin dari posisi penutupan sebelumnya. Sementara itu, indeks dolar AS tercatat menguat 1,18%, berada di level 104,540.
Penurunan nilai tukar rupiah ini juga diikuti oleh pelemahan sejumlah mata uang Asia lainnya. Mata uang yen Jepang melemah sebesar 1,08%, dolar Singapura turun 0,66%, baht Thailand melemah 0,65%, dan yuan China melemah 0,35%. Di sisi lain, peso Filipina juga melemah 0,40%, won Korea turun 0,68%, ringgit Malaysia melemah 0,32%, dolar Taiwan turun 0,30%, dan dolar Hong Kong terdepresiasi tipis 0,02%. Hanya rupee India yang tercatat menguat tipis sebesar 0,01% pada pagi hari ini.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memprediksi bahwa mata uang rupiah akan mengalami fluktuasi selama hari ini, namun diperkirakan akan ditutup menguat di rentang Rp15.640 hingga Rp15.750 per dolar AS. Ia menambahkan bahwa para pelaku pasar cenderung menghindari risiko yang terkait dengan sentimen Pemilu Presiden AS, yang berdampak pada ketidakpastian global. Selain itu, pasar juga terus mencermati perkembangan terkait kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed), khususnya terkait dengan potensi pemangkasan suku bunga.
Pada perdagangan sebelumnya, 5 November 2024, rupiah ditutup menguat tipis sebesar 4 poin ke level Rp15.748 setelah sebelumnya sempat melemah 30 poin pada pagi hari. Pelaku pasar masih menunggu sinyal lebih lanjut dari faktor eksternal, terutama mengenai arah kebijakan suku bunga The Fed dan perkembangan politik di AS yang bisa mempengaruhi kondisi pasar keuangan global.