PEKANBARU - Anak seperti spons, menyerap kebiasaan dan perilaku dari lingkungan sekitar mereka. Meskipun wajar bagi anak-anak untuk meniru apa yang mereka lihat, beberapa kebiasaan bisa berbahaya saat mereka tumbuh. Maka dari itu, orang tua perlu menyadari perilaku ini sedari awal dan membimbing mereka menuju ke kebiasaan yang lebih sehat. Berikut adalah lima kebiasaan buruk yang mudah ditiru anak-anak.
1. Tidak mengakui kesalahan
Salah satu satu kebiasan buruk yang mudah ditiru anak adalah tidak mengakui kesalahan. Saat anak-anak menghindar dari mengakui kesalahan mereka, biasanya lebih sering karena rasa takut akan malu atau hukuman.
Ketika anak-anak tidak diajarkan untuk bertanggung jawab atas kesalahan mereka, itu dapat menyebabkan masalah yang lebih serius seperti berbohong dan menghindari akuntabilitas sebagai orang dewasa.
Buat lingkungan yang nyaman di mana anak-anak mungkin memiliki kesalahan mereka tanpa khawatir menghadapi risikonya.
2. Kerap menunda tugas
Penundaan adalah kebiasaan buruk lain yang mudah ditiru ana -anak, terutama ketika mereka tidak merasa termotivasi atau kewalahan. Baik itu pekerjaan rumah atau tugas, menunda tanggung jawab dapat dengan cepat menjadi siklus
Bantu anak-anak dengan menetapkan tujuan yang dapat dikelola, memecah tugas menjadi langkah-langkah yang lebih kecil, dan menawarkan penguatan positif ketika mereka menyelesaikannya tepat waktu.
3. Tidak mempertimbangkan pendapat orang lain
Anak-anak mungkin sering mementingkan diri sendiri, tidak memahami bahwa orang lain juga memiliki sudut pandang yang wajib dihargai. Hal itu bisa memupuk sifat egois saat berdiskusi dengan saudara atau teman sebaya.
Menghadapi hal tersebut bisa melalui menumbuhkan hubungan yang sehat. Seperti apa? Mereka akan lebih mampu memahami perspektif orang lain jika mereka diajari empati dan pentingnya mendengarkan orang lain. Meminta pendapat mereka dan menunjukkan nilai Anda untuk mereka akan membantu Anda memodelkan perilaku ini.
4. Gosip
Anak dapat meniru bergosip dari keluarga, obrolan santai di sekolah atau media sosial. Anak-anak mungkin tidak menyadari kerugian dengan berbicara secara negatif tentang orang lain. Itu dapat merusak perasaan orang dan menghancurkan persahabatan.
Intervensi awal diperlukan untuk menanamkan pada anak-anak pentingnya kebaikan dan rasa hormat dalam komunikasi. Beri tahu mereka bahwa tidak sopan untuk berbicara di belakang punggung seseorang.
5. Praktik kebersihan yang buruk
Kebiasaan kebersihan mungkin tidak tampak seperti masalah besar ketika anak-anak masih muda, tetapi mengabaikan kebersihan pribadi bisa menjadi masalah yang lebih besar dari waktu ke waktu. Hal -hal terkecil, seperti gagal mencuci tangan setelah menyikat gigi dengan benar, dapat menyebabkan masalah.
Kebiasaan buruk ini dapat menimbulkan masalah kesehatan. Dengan memasukkan tugas-tugas yang menyenan atau memuji anak ketika mereka melakukannya, Anda dapat membuat rutinitas kebersihan sekaligus menyenangkan.