PEKANBARU - Ada beragam dampak olahraga berlebihan secara fisik, mulai dari nyeri otot, sulit tidur, dan kelelahan. Tapi ternyata bukan itu saja efek fisiologis dari olahraga berlebihan, bisa jadi membuat siklus menstruasi tidak teratur (oligomenorea) atau menghentikan menstruasi sepenuhnya (amenorea). Menurut Christine Sterling, dokter kandungan bersertifikat, pendiri Sterling Parents, olahraga berlebihan bisa menyebabkan haid telat. Dan, hormon yang paling berperan besar di kondisi tersebut.
Hormon bertanggung jawab untuk memberi tahu ovarium Anda untuk membentuk sel telur yang matang, melepaskannya ke rahim Anda (ovulasi), kemudian jika tidak dibuahi, dan Anda tidak hamil maka lapisan rahim Anda luruh sehingga terjadi haid.
Namun, semua ini tidak akan terjadi jika hipotalamus mengatakan tubuh Anda tidak dapat menanganinya. Area otak tersebut menerima informasi dari tubuh Anda dan memutuskan apakah Anda 'mampu' untuk berovulasi dan berpotensi hamil
"Anggap area otak ini sebagai akuntan yang memberi tahu Anda apakah Anda mampu berovulasi atau tidak," kata dokter Sterling dikutip dari laman Pop Sugar, 16 Agustus 2024.
Dalam kondisi olahraga berlebihan, tubuh berada di bawah begitu banyak tuntutan dan tekanan fisiologis sehingga otak menekan pelepasan hormon-hormon yang penting untuk fungsi ovarium dan siklus menstruasi, menurut Katerina Hoyt, instruktur kebidanan dan ginekologi di Northwestern Feinberg School of Medicine.
Pada dasarnya, otak Anda memutuskan bahwa mengingat meningkatnya tekanan fisik dan mental dari semua olahraga ini, tubuh Anda tidak diperlengkapi untuk mendukung kebutuhan metabolisme dan gizi yang dibutuhkan kehamilan.
Ingatlah, tujuan dari siklus menstruasi adalah reproduksi. Sebaliknya, otak Anda memerintahkan tubuh untuk fokus pada fungsi jantung, paru-paru, hingga otak.
Lantas, seberapa banyak olahraga berlebihan bisa sebabkan haid telat? Jawabannya bervariasi pada setiap orang tergantung kondisi kesehatan masing-masing.
Cara Atasi Haid Telat karena Olahraga Berlebihan
Untuk mengatasi tersebut, dokter Hoyt, menyarankan untuk memperhatikan asupan bergizi dan istirahat yang cukup
"Jika Anda mengonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup untuk mendukung aktivitas fisik dan tidur yang cukup untuk memulihkan diri setelah berolahraga, seharusnya tidak ada perubahan pada siklus menstruasi," ucap dokter Hoyt.
Bagaimana Anda tahu jika Anda makan cukup? Anda dapat mengandalkan jam tangan pintar atau pelacak kebugaran untuk membantu memperkirakan berapa banyak energi yang Anda bakar dan berapa banyak yang perlu Anda makan.
Jenis latihan yang Anda lakukan juga dapat berperan. Misalnya, atlet ketahanan seperti pelari maraton atau atlet triatlon lebih mungkin mengalami oligomenore atau melewatkan menstruasi, kata dokter Hoyt. Hal ini mungkin karena jenis latihan tersebut memberikan tekanan yang lebih besar pada tubuh.
"Anda memacu tubuh Anda hingga batas maksimal, lalu terus melakukannya, berbeda dengan latihan selama 30 menit yang meningkatkan detak jantung dan kemudian tubuh Anda mampu beregenerasi dan memperbaiki diri," kata dokter Hoyt.
Selain lari jarak jauh, aktivitas atau olahraga lain yang memerlukan latihan keras, seperti tari balet, juga lebih mungkin mengganggu siklus menstruasi, menurut Mayo Clinic.
Terlebih lagi, kondisi medis tertentu seperti diabetes tipe 1 atau penyakit celiac juga dapat meningkatkan kemungkinan Anda haid telat atau tidak menstruasi sama sekali di bulan tersebut jika dilakukan bersamaan dengan olahraga berlebihan.
Kapan Anda Harus ke Dokter?
Jika Anda terlambat haid lebih dari tiga kali dalam periode 12 bulan, Anda harus berkonsultasi dengan dokter, imbau dokter Sterling, seraya menambahkan bahwa ketiga kondisi ini tidak harus terjadi secara berurutan.
Jika Anda aktif secara seksual, sebaiknya lakukan tes kehamilan saat mengalami keterlambatan haid untuk menentukan apakah itu penyebabnya. Namun, secara umum, penting untuk diingat bahwa banyak hal lain yang dapat menyebabkan haid telat termasuk perubahan rutinitas, stres, dan perjalanan.