Mengenal Jenis Kebaya, Mulai dari Sesuai Pakem hingga Funky Kontemporer

Mengenal Jenis Kebaya, Mulai dari Sesuai Pakem hingga Funky Kontemporer

PEKANBARU - Menurut sejarah, kemunculan kebaya di Indonesia bermula pada sekitar abad ke-15 atau ke-16. Sebutan "Kebaya" merupakan kata yang berasal dari "Abaya" yang artinya jubah atau pakaian. 

Kebaya merupakan pakaian bagian atas yang memiliki karakteristik terbuka di bagian depan dan dibuat secara tradisional. Pakaian identik yang dipakai perempuan Indonesia ini melambangkan kesederhanaan, keanggunan, kelembutan dan keteguhan perempuan Indonesia.

Setiap unsur yang ada dalam sehelai kain kebaya melambangkan makna dan persona seorang perempuan Indonesia. Sebut saja, modelnya yang sederhana dan dipakai dengan paduan bawahan jarik/kain panjang. Hal ini melambangkan sifat dan tampilan perempuan yang lemah gemulai. Kudian, lilitan kain yang ketat, membuat perempuan bergerak dengan lembut dan kehalusan. Artinya, perempuan haruslah lembut dalam tutur kata, halus dalam bertindak.

Kebaya Week digelar di Suwe Ora Jamu, M Bloc Space pada 20 - 27 Juli 2024, sebagai bagian dari perayaan Hari Kebaya Nasional/Foto: CANTIKA/Ecka Pramita

Potongan kebaya yang mengikuti bentuk tubuh atau melekat juga memiliki makna, perempuan harus bisa selalu menyesuaikan diri dengan keadaan dan mandiri. Serta stagen atau ikat pinggang kebaya, menyimbolkan usus yang panjang, dalam filosofi Jawa, bermakna punya kesabaran yang tinggi.

Menurut desainer kebaya funky Lenny Agustin jenis-jenis kebaya secara basic dibagi menjadi tiga model. Pertama kebaya Kartini, kebaya Encim atau renda biasa disebut Kerancang, dan Kutubaru. 

"Nah ketiga itulah yang secara konstruksi yang menandakan jenis kebaya, lainnya seperti kebaya panjang namanya Labuh, ada kebaya Noni dan kebaya Nona yang juga turunan kebaya renda," ucap Lenny dalam talkshow kebaya week, Rabu, 24 Juli 2024 di Jakarta. 

Kalau kebaya pakem sendiri mengacu pada potongan kebaya berupa atasan terbuka, bukan tertutup atau seperti blouse. Nah, kebanyakan yang mengaku pakai kebaya hanya karena terbuat dari lace, cutting-nya ketat, dan berbahan lace.

 "Termasuk kebaya janggan itu sendiri sebenarnya bukan kebaya, tetapi atasan yang dipengaruhi dari kerah cheongsham, tapi ya tidak masalah juga disebut kebaya karena sama-sama atasan meski tidak pakem," ucap Lenny. 

Belakangan, ada juga kebaya kontemporer atau funky yang juga dipopulerkan oleh Lenny. Bahwa kebaya bisa dikemas funky dengan beragam cutting, bahan, warna, model dan padu padan. Tinggal ingin berkebaya dalam arti sesuai pakem ataukah memakai kebaya dengan pilihan modifikasi. 

Berita Lainnya

Index