PEKANBARU - Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru, Edwar Riansyah bersama Pj Walikota Pekanbaru Risnandar Mahiwa ikut mendampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALDT) di jalan Bambu Kuning kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru, Edwar Riansyah mengatakan, Pemko Pekanbaru sudah mengoperasikan sejumlah sambungan rumah (SR) di wilayah NC 1 dan NC 2. Yakni wilayah Kecamatan Sukajadi dan Kecamatan Pekanbaru Kota.
Menurutnya, Pemkot Pekanbaru juga masih terus menambah SR IPAL untuk meningkatkan kualitas sanitasi dan pengolahan limbah baik di rumah warga, hotel, sekolah, mall dan bangunan lainnya.
"Pengelolaan limbah ini, kalau sudah tersambung, kita harap kota kita lebih bersih. Limbah seperti air bekas cuci piring dan toilet bisa otomatis diolah, sehingga bakteri ecoli dan yang berbahaya untuk lingkungan sudah tidak ada lagi," jelasnya, pada Jumat (7/6/2024).
Sebagaimana diketahui, Peninjauan ini dilakukan sesaat sebelum kedatangan Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo ke lokasi SPALDT. Proyek yang telah dimulai sejak tahun 2020 tersebut menelan biaya investasi sebesar Rp902 miliar.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menekankan pentingnya sistem ini dalam menjaga lingkungan dan kualitas air untuk masa depan Kota Pekanbaru.
“Hari ini masyarakat Kota Pekanbaru memiliki sistem pengelolaan air limbah terpusat untuk mengolah air limbah yang ada di Kota Pekanbaru, menjaga lingkungan air, menjaga kualitas air tanah, menjaga air baku yang kita miliki,” ucap Presiden saat meresmikan SPALDT di Pekanbaru.
Sistem pengelolaan air limbah yang baru ini memiliki kapasitas 8.000 meter kubik per hari dengan potensi untuk terhubung ke 11 ribu sambungan rumah tangga. Ini merupakan langkah besar dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan air dan menjaga lingkungan.
“Ini sangat baik sehingga air baku, kualitas air yang ada di Pekanbaru bisa kita kelola di masa-masa yang akan datang,” ungkapnya.
Presiden Jokowi juga mengapresiasi kerja sama antara lembaga pemerintah dan bantuan internasional dalam realisasi proyek infrastruktur yang penting ini. Proyek SPALDT ini dibiayai oleh pinjaman dari Asian Development Bank (ADB), Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
“Kerja mestinya seperti ini, semuanya bergerak sehingga apa yang kita inginkan bisa selesai,” tambahnya.
Dengan diresmikannya sistem ini, diharapkan akan terjadi peningkatan kualitas hidup masyarakat Pekanbaru dan menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat.
“Saya minta agar infrastruktur pengelolaan air limbah ini betul-betul dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas pelayanan air di Kota Pekanbaru dan lingkungan kita agar tetap bersih dan sehat,” tutur Presiden mengakhiri sambutannya.
Untuk diketahui, IPAL Kota Pekanbaru kini telah beroperasi dengan kapasitas pengolahan limbah sekitar 11.000 kubik limbah perhari, yang dialokasikan melalui Sambungan Rumah (SR) dan 8.000 kubik tinja perhari dari alokasi mobil tinja.