Pekanbaru - Bulan Ramadan sudah memasuki pekan kedua dan sebagian orang sudah bersiap mudik Lebaran. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta orang tua memperhatikan waktu tidur dan pola makan anak lebih cermat saat mudik Lebaran.
“Hal pertama yang harus dilakukan dengan sangat baik adalah persiapannya dulu. Jadi, benar-benar dipersiapkan dengan sebaik-baiknya,” kata Anggota Satgas Perlindungan Anak IDAI, Hari Wahyu Nugroho, dikutip dari Antara, Selasa, 4 April 2023.
Dia menuturkan baik kuantitas maupun kualitas tidur anak harus benar-benar diperhatikan karena jadwal tidur berpotensi berubah selama perjalanan mudik atau ketika sampai tujuan. Jam tidur yang berkurang atau terganggu, bisa merusak kualitas tidur anak dan menyebabkan imunitas menurun, sampai akhirnya mudah terserang penyakit.
Selanjutnya pola makan, orang tua dianjurkan membawa makanan atau camilan yang bersih dan sehat untuk mencukupi kebutuhan nutrisi anak selama perjalanan mudik. Dengan menjaga asupan gizi yang baik, anak dapat tetap sehat dan terhindar dari penyakit batuk atau pilek.
“Yang paling utama nutrisi yang baik. Karbohidrat, protein, lemak, ini benar-benar harus diberikan secara seimbang sehingga asupannya terjaga dengan baik. Kalau asupan terjaga dengan baik kita harapkan imunitasnya juga baik,” jelasnya.
Perhatikan Kesehatan
Persiapan mudik lain yang harus diperhatikan yakni memilih moda transportasi beserta waktu keberangkatan yang tepat supaya anak bisa mempersiapkan diri dan tidak cepat lelah. Belajar dari pengalaman COVID-19 supaya anak tetap sehat maka keluarga harus menghindari sumber penularan virus, seperti bertemu atau melakukan kontak erat dengan orang-orang yang sedang sakit. Bila mengunjungi tempat wisata atau pergi ke rumah saudara pun pemudik tetap menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan setiap berpindah tempat sebagai upaya melindungi diri
“Kalau ada orang yang batuk pilek, namanya Lebaran semua suka cium pipi kanan, cium pipi kiri, mohon dijelaskan saja kepada keluarga yang sakit untuk tidak mencium anak-anak terlebih dulu atau salim, yang akhirnya hal sederhana ini sangat mempengaruhi tingkat kesehatan anak,” ucapnya.
Ia juga meminta orang tua memperhatikan lingkungan baru di sekitar anak. Ketika anak datang ke tempat baru, tubuhnya harus beradaptasi secara perlahan. Misalnya penyesuaian terhadap suhu dari udara yang dihasilkan AC menjadi udara alam yang sejuk. Dia mengharapkan orang tua memperhatikan kualitas air di sekitar anak, mengingat beberapa tempat di Indonesia belum punya WC atau kamar mandi sehingga dapat memicu gangguan saluran cerna pada anak.