5 Hal yang Harus Dihindari Orang Tua saat Mengasuh Anak, Kata Terapis Trauma

5 Hal yang Harus Dihindari Orang Tua saat Mengasuh Anak, Kata Terapis Trauma

Pekanbaru - Mengasuh anak adalah perjalanan dan pembelajaran seumur hidup. Seperti diketahui tak ada sekolah menjadi orang tua, kita mempelajari hal-hal baru dari interaksi bersama buah hati setiap hari. Meski demikian, ada beberapa tips yang bisa dipelajari dari para pakar yang kemudian disesuaikan dengan kebutuhan anak kita. Kali ini, kita mengulik hal-hal yang perlu dihindari orang tua dalam mengasuh anak. Menurut Janet Bayramyan, terapis trauma bersertifikat dengan pengalaman hampir satu dekade di bidangnya, orang tua sebaiknya menghindari memberikan tanggung jawab berlebihan pada anak hingga mengabaikan perasaannya.

1. Memberikan Tanggung Jawab Terlalu Banyak pada Anak

Ya, mengajarkan tanggung jawab itu penting, tetapi Bayramyan menyarankan untuk memperhatikan seberapa besar tanggung jawab dan tekanan yang Anda berikan pada anak-anak Anda.

“Penting untuk membiarkan anak-anak menjadi anak-anak,” katanya dikutip dari Purewow.

"Ketika orang tua memberikan tanggung jawab orang dewasa kepada anak-anaknya, anak tersebut kemudian belajar mengabaikan kebutuhan dan perasaan mereka dan lebih sulit mengembangkan kesadaran diri mereka sendiri," imbuhnya.

Tetap minta mereka merapikan mainannya atau merapikan tempat tidurnya sendiri sampai mereka siap untuk tugas yang lebih besar.

2. Curhat pada Anak

“Penting juga bagi orang tua untuk tidak curhat pada anak-anak mereka, atau menempatkan kebutuhan emosional mereka pada anak-anak,” kata Bayramyan.

“Intinya, melakukan hal ini menandakan bahwa orang tua tidak menciptakan batasan emosional yang sehat dengan anak-anaknya, yang dapat menyebabkan anak tersebut tumbuh dewasa dan merasa perlu untuk terlibat dalam perilaku yang menyenangkan orang lain.”

Hal ini juga dapat menyebabkan anak tidak memiliki batasan dan kesulitan membentuk hubungan yang sehat di masa dewasa.

3. Mengabaikan Perasaan Anak

Mengenai hal ini, Bayramyan menjelaskan bahwa orang tua juga harus berhenti mengabaikan perasaan anak-anaknya. Karena hal tersebut akan mengarahkan anak untuk mencari validasi di tempat lain dan mengakibatkan mereka terlalu menebak-nebak diri mereka sendiri.

“Orang tua yang mengabaikan perasaan anaknya dapat menyebabkan anak menjadi kurang percaya diri, mengalami ketidakmampuan mengatur emosinya sendiri, dan dapat menyebabkan anak mencari pengakuan di orang dan tempat yang berbahaya,” ucapnya.

Mempelajari cara-cara sehat untuk mengatasi kemarahan anak, mengatasi perasaan anak Anda, dan membantu mereka belajar mengekspresikannya dengan cara yang sehat sangatlah penting.

4.Tidak Memprioritaskan Kebutuhan Sendiri

“Berhentilah secara konsisten memprioritaskan kebutuhan Anda ketika Anda memiliki anak,” Bayramyan mengingatkan.

"Meskipun pasti akan ada saat-saat di mana Anda harus mengorbankan kebutuhan Anda sendiri, hal ini tidak boleh menjadi praktik yang umum,” katanya.

Dia menjelaskan bahwa meskipun mungkin terasa berlawanan dengan intuisi, merawat diri sendiri memungkinkan Anda merawat keluarga dengan lebih baik.

“Energi damai yang Anda rasakan dari perawatan diri akan ditransfer dan berdampak positif pada anak Anda," tuturnya.

Jadi, rencanakan hari spa di rumah atau akhir pekan perempuan, Anda akan menjadi orang tua yang lebih baik karenanya.

5. Membahas Obrolan Orang Dewasa di Depan Anak

Tergantung pada usia anak, percakapan orang dewasa di depan anak-anak dapat berdampak buruk pada kesehatan mental mereka, menurut Bayramyan. Dia menjelaskan bahwa anak-anak adalah spons, dan menyerap banyak hal yang mereka dengar.

“Mereka mungkin tidak memahami konteks pembicaraan, sehingga mereka mungkin merasa takut, bingung, dan salah paham,” katanya. Hal ini sangat merugikan jika anak tidak memiliki konteks dan pengalaman serta menafsirkan permasalahan sebagai kesalahannya.

Berita Lainnya

Index