7 Langkah Mendapatkan Keberkahan Ilmu, Paling Mendasar adalah Niat

Sabtu, 20 Januari 2024 | 10:42:33 WIB

Pekanbaru - Allah SWT menaikkan derajat bagi orang-orang yang berilmu, sebagaimana disebutkan dalam Alquran. Allah SWT berfirman dalam Surat Al Mujadalah ayat 11:

 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْر

 

"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan." (QS al-Mujadalah ayat 11)

Dalam hadits, Nabi Muhammad SAW juga memberi pesan untuk memberikan kesempatan kepada banyak orang untuk mnimba ilmu. Dalam riwayat Ibnu Umar RA, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Jangan memerintahkan orang lain untuk berdiri dari tempat duduknya, lalu mengambil alih tempat duduk tersebut. Tetapi lapangkanlah dan lebarkanlah majelis kalian." (HR Bukhari dan Muslim)

Adapun cara meraih ilmu, Islam telah memberikan tuntunan tentang bagaimana cara meraih ilmu yang benar sehingga mendapat keberkahan dari ilmu yang dipelajarinya.

1. Niat Ikhlas

Seorang murid atau penuntut ilmu harus ikhlas dalam niat. Ikhlas karena Allah ta'ala. Tidak pamer atau belajar hanya untuk mendapatkan ketenaran. Ingat, tujuan belajar adalah untuk beribadah kepada Allah SWT

2. Tekun

Seorang murid tidak boleh malas dan dia harus tekun dalam mendapatkan ilmu. Ia juga harus membagi waktu dengan disiplin, yakni antara waktu membaca, menghafal, dan mentadaburi

3. Rendah hati

Penimba ilmu bersikap rendah hati dan mengedepankan sopan santun. Bahkan inilah yang dilakukan malaikat Jibril ketika mendatangi Rasulullah SAW dengan wujud seorang lelaki. Jibril menanyakan ihwal iman, Islam dan amal kepada Rasulullah. Dan saat itu Jibril duduk dengan sopan.

4. Mengamalkan

Selanjutnya adalah mengamalkan ilmu yang telah dipelajarinya. Ini adalah tujuan yang dimaksudkan dalam proses mencari ilmu. Keutamaan orang berilmu seperti keutamaan Nabi SAW dalam konteks transfer ilmu.

 حَدَّثَنَا مَكْحُولٌ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِي عَلَى أَدْنَاكُمْ ثُمَّ تَلَا هَذِهِ الْآيَةَ { إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ } إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ سَمَاوَاتِهِ وَأَرَضِيهِ وَالنُّونَ فِي الْبَحْرِ يُصَلُّونَ عَلَى الَّذِينَ يُعَلِّمُونَ النَّاسَ الْخَيْرَ

Makhul berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Keutamaan seorang yang berilmu dari seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas orang-orang yang paling rendah di antara kalian. Kemudian beliau membaca surat Fathir ayat 28, "innama yakhsyallaha min 'ibadihil 'ulama`" (bahwa yang takut kepada Allah dari hamba-hambaNya adalah para ulama). Sesungguhnya Allah, para malaikat, penduduk langit dan bumi, serta ikan di lautan (selalu) bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia'."

5. Memanfaatkan waktu sebaik mungkin

Di antara hal yang terpenting dalam menimba ilmu adalah jeli memanfaatkan waktu luangnya dengan hal-hal yang diridhai Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Ada dua kenikmatan yang banyak diantara manusia lalai di dalamnya, nikmat sehat dan waktu luang." (HR Bukhari).

6. Belajar terus-menerus

Setiap Muslim, berapa pun usianya, mengemban tanggung jawab untuk terus belajar. Proses belajar tidak terbatas pada lulus S1, lulus magister ataupun doktoral. Dia harus terus dengan gigih menggali ilmu.

7. Tidak malu bertanya

Sering kali ada murid yang malu bertanya sehingga ia pun tidak paham dengan materi yang disampaikan oleh guru. Dalam konteks ini, seharusnya murid tersebut tidak malu bertanya, sebab, rasanya malu justru akan menghalanginya dalam memelajari ilmu.

Dalam kitab Adab al 'Alim wa al-Muta'allim, Hadratussyekh KH Hasyim Asyari mengingatkan agar seorang murid tak ragu bertanya jika tak mengerti suatu pelajaran. Namun, pertanyaan yang diajukan harus dengan sopan santun.

Kiai Hasyim juga menukil perkataan Mujahid RA, "Orang yang pemalu dan orang yang sombong tidak akan bisa mempelajari ilmu." Aisyah RA juga berkata, "Semoga Allah mengasihi kaum perempuan Anshar, karena sifat malu mereka telah mencegah mereka mempelajari ilmu agama."

Terkini