(HALOBISNIS) - Indeks utama Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Senin (7/7/2025), seiring dengan meningkatnya tekanan dari Gedung Putih terhadap mitra dagang utama untuk segera menyepakati kesepakatan sebelum tarif baru dari Amerika Serikat (AS) mulai diberlakukan.
Dilansir dari AP, indeks S&P 500 turun 0,8%, mencatat penurunan harian terbesar sejak pertengahan Juni, meski masih berada di dekat rekor tertinggi yang dicapai pekan lalu. Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 0,9%, begitu pula dengan Nasdaq yang juga merosot 0,9%, meski tidak jauh dari posisi tertingginya.
Secara keseluruhan, indeks S&P 500 turun 49,37 poin menjadi 6.229,98. Dow Jones kehilangan 422,17 poin ke level 44.406,36, sementara Nasdaq melemah 188,59 poin ke posisi 20.412,52.
Pelemahan terjadi secara luas di pasar. Di Bursa Efek New York (NYSE), jumlah saham yang melemah hampir empat kali lebih banyak dibanding saham yang menguat.
Saham Tesla anjlok 6,8% dan menjadi penurunan terbesar di antara saham S&P 500, setelah konflik antara CEO Elon Musk dan Presiden Donald Trump kembali memanas pada akhir pekan.
Diketahui, Trump telah merilis surat kepada Jepang dan Korea Selatan, yang mengonfirmasi bahwa barang-barang dari kedua negara tersebut akan dikenakan tarif sebesar 25% mulai 1 Agustus, dengan alasan ketidakseimbangan perdagangan yang terus berlangsung dengan dua sekutu utama AS di Asia.
“Apabila karena alasan apa pun Anda memutuskan untuk menaikkan tarif Anda, maka berapa pun angka yang Anda pilih akan ditambahkan ke tarif 25% yang kami kenakan,” tulis Trump dalam suratnya kepada Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba dan Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung.
Sebelumnya, Trump sempat menunda pemberlakuan tarif impor global yang luas pada bulan April, dengan memberikan masa negosiasi selama 90 hari yang akan berakhir pada Rabu (9/7/2025).
Pada Minggu, Trump juga mengumumkan akan mengenakan tambahan tarif 10% terhadap negara-negara anggota BRICS. Langkah ini diambil setelah blok negara berkembang tersebut mengecam kenaikan tarif dalam KTT BRICS di Brasil.