Pilkada Pekanbaru, Ini Rekam Jejak Lima Bakal Calon yang Daftar ke KPU

Jumat, 30 Agustus 2024 | 14:37:49 WIB

PEKANBARU - Sebagai ibu kota Provinsi Riau, konstelasi politik di Kota Pekanbaru menjadi barometer bagi daerah-daerah lain di Bumi Lancang Kuning. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pekanbaru telah menutup pendaftaran bakal calon Walikota dan Wakil Walikota untuk Pemilihan Serentak 2024, Kamis (29/8/2024) pukul 23.59 WIB.

 

Lima pasangan bakal calon akhirnya terdaftar dan siap mengikuti tahapan selanjutnya. Jika kelima bakal calon itu ditetapkan sebagai calon untuk bertarung di Pilkada nanti, warga Pekanbaru akan disuguhkan banyak pilihan dalam menentukan pemimpin Kota Bertuah untuk lima tahun ke depan.

Kelima pasang itu berlatarbelakang yang berbeda. Ada politisi, birokrat, pengusaha hingga militer mewarnai pertarungan merebut kursi Pekanbaru 1.

 

Di antara lima pasangan tersebut, pasangan Ida Yulita Susanti dan Karisman Risanda menjadi yang pertama mendaftarkan diri di hari terakhir. Mereka didukung oleh Partai Golkar dan PDIP.

Ida memiliki latar belakang politisi, ia merupakan anggota DPRD Pekanbaru yang dikenal lantang bersuara dan memiliki basis terutama masyarakat Kampar. Pada Pileg 2024 lalu, ia ikut bertarung dari Golkar, namun belum berhasil terpilih.

Sementara itu, Karisman Risanda merupakan kader PDI Perjuangan yang berlatar belakang pengusaha sawit. Pada Pemilu Februari lalu ia memilih maju memperebutkan kursi DPD RI, namun belum berhasil duduk.

Pasangan kedua yang mendaftar adalah Muflihun dan Ade Hartati Rahmad. Mereka didukung oleh lima partai besar, yaitu PAN, Gerindra, Perindo, PSI, dan Gelora. Keduanya resmi mengajukan pencalonan mereka, Kamis pada pukul 14.00 WIB.

 

 

Muflihun berlatar belakang birokrat. Saat ini Muflihun merupakan Sekretaris Dewan di Sekretariat DPRD Riau. Namanya mencuat karena dipercaya menjadi Penjabat (Pj) Walikota Pekanbaru selama lebih kurang dua tahun. Hal itu pula yang meyakinkannya untuk mencoba maju di Pilwako Pekanbaru dan mengambil risiko berhenti dari jabatannya sebagai birokrat.

Calon wakilnya, Ade Hartati merupakan srikandi politik Riau yang terkenal fokus pada pendidikan. Ia merupakan kader PAN dan menjabat anggota DPRD Riau. Pada Pileg 2024 lalu, dia kembali maju untuk mempertahankan posisinya, namun gagal.

Pasangan ketiga adalah Agung Nugroho dan Markarius Anwar, yang diusung oleh Partai Demokrat dan PKS, masuk sebagai pesaing kuat. Agung merupakan politisi Demokrat yang karir politiknya tengah melejit.

Bermula terpilih menjadi anggota DPRD Riau periode 2019-2024, Agung yang kala itu menjabat Ketua DPC Demokrat Pekanbaru perlahan naik menjadi Ketua DPD Demokrat Riau.

Di DPRD Riau, ia yang semula menjabat Ketua Fraksi Demokrat, menduduki kursi Wakil Ketua DPRD Riau Asri Auzar yang maju Pilkada Rohil tahun 2020. Di pileg Februari 2024 lalu, Agung berhasil meraih suara tertinggi dari Caleg lain dengan raihan suara pribadi lebih dari 45 ribu suara.

Namun, ia mesti merelakan posisinya di DPRD Riau untuk 5 tahun ke depan dengan memilih maju di Pilwako Pekanbaru.

Sementara itu, Markarius Anwar merupakan politisi yang sudah kenyang pengalaman. Ia merupakan petinggi PKS Riau yang saat ini menjabat sebagai Bendahara DPW. Ia juga masih tercatat sebagai anggota DPRD Riau Dapil Siak-Pelalawan. Namun, pada Pileg 2024 mencoba peruntungan maju untuk DPR RI, namun belum berhasil duduk.

Sementara, pasangan lain yakni Edy Nasution dan Dastrayani Bibra juga tidak mau ketinggalan, dengan dukungan dari Partai Nasdem dan PPP. Edy Natar merupakan purnawirawan Jenderal TNI yang kenyang pengalaman dengan pangkat terakhir Brigadir Jenderal (Brigjen). Edy Natar pernah menjadi Wakil Gubernur Riau mendampingi Syamsuar periode 2019-2024.

Ia juga sempat menjabat Gubernur saat Syamsuar maju Pileg. Namun, ia yang berusaha untuk mendapatkan tiket maju Pilgubri 2024 akhirnya batal karena tak mendapatkan dukungan partai. Hal itu yang membuatnya maju di Pilwako.

Edy Natar dikenal sebagai Jenderal yang humanis dan agamis. Ia mencetuskan Gerakan Salat Subuh Berjamaah (GSSB) saat menjabat Wagubri.

Sementara itu, wakilnya Dastrayani Bibra bukan orang baru di kancah politik Pekanbaru. Bibra satu-satunya kandidat yang maju saat ini yang pernah menjadi calon pada Pilwako 2017 lalu. Saat itu ia yang mendampingi Said Usman Abdullah belum berhasil mengalahkan pasangan petahana Firdaus - Ayat Cahyadi.

Terakhir, pasangan Intsiawati Ayus dan Taufik Arrakhman yang diusung oleh Partai Hanura dan PKB. Intsiawati Ayus merupakan senator senior dari Riau. Ia sudah empat periode atau 20 tahun menjabat dan terpilih sebagai anggota DPD RI wakil Riau dengan raihan suara tertinggi.

Pada Pileg 2024 lalu, ia yang bergonta-ganti partai dan akhirnya maju nyaleg DPR RI dari PAN. Namun masih belum terpilih.

Sementara pasangannya Taufik Arrakhman merupakan politisi kenyang pengalaman. Taufik pernah duduk sebagai anggota DPRD Riau dari Gerindra. Namun pasca Pileg 2019, Taufik berpindah partai ke PKB dan langsung dipercaya menjabat Ketua DPC PKB Pekanbaru hingga saat ini.

Kelima pasangan calon ini telah memenuhi semua persyaratan administratif yang diperlukan, sehingga mereka menerima surat pengantar untuk mengikuti tahapan tes kesehatan di RSUD Arifin Ahmad, yang akan berlangsung hingga 2 September 2024.

Setelah itu, proses penelitian administrasi akan dilakukan hingga 4 September 2024, dengan pengumuman hasil penelitian pada 5-6 September 2024. Penetapan calon resmi dijadwalkan pada 22 September 2024, yang kemudian akan diumumkan pada 23 September 2024.**

Terkini