Dokter Magang Diperkosa dan Dibunuh, Mengapa Angka Pemerkosaan di India Tinggi?

Selasa, 20 Agustus 2024 | 18:38:12 WIB

PEKANBARU - Kisah tragis dan pilu dari negara India, lagi-lagi soal kasus pemerkosaan. Korbannya adalah seorang dokter magang perempuan berusia 31 tahun.

Dia terpaksa menginap di aula seminar rumah sakit karena ruang istirahat tenaga medis di tempatnya bekerja penuh pada 8 Agustus 2024. Dokter itu disebut tidak pulang karena kelelahan setelah bertugas.

Ironisnya, dia diperkosa ramai-ramai di aula seminar rumah sakit di kota bagian timur Kolkata, tempatnya menjalani pelatihan. Sejak beristirahat malam itu, dia tidak bangun lagi. Sekujur tubuhnya ditemukan luka.

Setelah kejadian ini, para dokter dan tenaga medis mogok kerja. Mereka memprotes pemerkosaan dan pembunuhan rekannya, menuntut tempat kerja yang lebih aman dan penyelidikan kriminal yang cepat untuk sang dokter.

Ribuan dokter muda India pada Senin, 19 Agustus 2024, menolak mengakhiri protes itu. Mereka tidak mau menerima pasien non-darurat. Hal ini membuat sistem pelayanan kesehatan terganggu hampir sepekan.

Baru-baru ini, Biro Investigasi Pusat atau CBI India telah menangkap Sanjay Roy yang diduga sebagai pelaku pemerkosaan dan pembunuhan terhadap dokter perempuan di Kalkota, India. Pelaku akan menjalani analisa psikologi dan perilaku. 

Orang tua korban telah mengajukan gugatan ke Pengadilan Tinggi Calcutta, meminta penyelidikan yang diawasi pengadilan dalam kasus tersebut. Beberapa gugatan hukum kepentingan publik lainnya juga diajukan, menuntut penyelidikan CBI atas insiden tersebut.

Laporan otopsi awal menunjukkan bahwa korban mengalami pelecehan seksual dan dibunuh. Korban mengalami pendarahan dari mata, mulut, dan bagian pribadinya. Ada juga luka di kaki kirinya, leher, tangan kanan, jari manis, dan bibirnya.

Aktivis perempuan Indonesia mengatakan insiden tersebut telah menyoroti bagaimana perempuan di India terus menderita kekerasan seksual. Padahal India telah menerapkan undang-undang yang lebih ketat setelah pemerkosaan massal dan pembunuhan seorang mahasiswa berusia 23 tahun di bus yang sedang melaju di New Delhi pada 2012.

Angka Pemerkosaan Tinggi di India

Kekerasan seksual merajalela di India. Rata-rata 90 pemerkosaan dilaporkan setiap hari pada 2022. Jumlah ini baru yang dilaporkan.

Pada 2018, rata-rata seorang perempuan melaporkan pemerkosaan setiap 15 menit di seluruh negeri, menurut laporan pemerintah. Ada lebih dari 31.000 pemerkosaan yang dilaporkan pada 2022, tahun terakhir di mana data tersedia.

Mengapa Kekerasan Seksual Meningkat di India?

Hukum yang menentang kekerasan seksual dibuat lebih ketat setelah sebuah kasus pemerkosaan pada 2012, ketika seorang pekerja magang fisioterapi berusia 22 tahun diperkosa dan dibunuh secara brutal di sebuah bus di Delhi. Empat orang digantung karena pemerkosaan beramai-ramai tersebut yang memicu protes nasional.

Meski ada undang-undang baru, "grafik kekerasan seksual di India terus meningkat tanpa henti," kata pengacara dan aktivis hak-hak perempuan, Vrinda Grover, kepada Al Jazeera.

Ia menambahkan bahwa berdasarkan pengalamannya di sebagian besar tempat kerja, hanya sedikit perhatian yang diberikan pada penegakan hukum yang tekun dan ketat.

"Sangat disesalkan bahwa pemerintah dan lembaga-lembaga baru merespons setelah wanita tersebut mengalami kekerasan seksual dan seringkali meninggal dalam insiden tersebut," tambahnya. Ia mengatakan selama ini tindakan pencegahan tidak dilakukan.

Dalam banyak kasus pemerkosaan di India, para pelaku tidak dimintai pertanggungjawaban. Pada tahun 2002, Bano diperkosa oleh 11 orang, yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Pada 2022, pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi mengesahkan pembebasan para pria ini, yang disambut dengan tepuk tangan dan karangan bunga saat mereka dibebaskan.

Namun, remisi mereka ditolak dan Mahkamah Agung mengirim para pemerkosa kembali ke penjara setelah protes publik.

Pengacara kriminal senior Rebecca M. John, yang telah mewakili banyak korban pemerkosaan, mengatakan bahwa beberapa pemerkosa masih percaya bahwa mereka dapat lolos dari hukuman.

"Salah satu faktornya adalah tidak adanya rasa takut terhadap hukum," katanya kepada Reuters.

"Tidak ada penerapan hukum yang konsisten, itu salah satu aspeknya. Ada kepolisian yang sangat buruk, itu aspek lainnya."

Hukuman Rendah

Tingkat hukuman untuk pemerkosaan berkisar antara 27-28 persen dari tahun 2018-2022, menurut data NCRB, seperti dikutip Reuters.

Selama kurun waktu tersebut, angka tersebut merupakan angka terendah kedua yang tercatat untuk lima kejahatan serius, termasuk pembunuhan, penculikan, kerusuhan, dan penganiayaan.

Di Inggris, sebagai perbandingan, tingkat penghukuman untuk kasus-kasus yang terkait dengan pemerkosaan adalah 60,2 persen pada tahun fiskal 2023-24 dan 63,5 persen pada tahun sebelumnya, menurut data Crown Prosecution Service.

Di Kanada, 42 persen dari semua keputusan kasus kekerasan seksual di pengadilan pidana dewasa menghasilkan temuan bersalah pada 2016-17, kata Departemen Kehakiman. Angka tersebut stabil selama 10 tahun sebelumnya, tambahnya.

Di India, beberapa hakim mungkin menjadi lebih enggan untuk menghukum sejak hukuman yang lebih berat diberlakukan, kata pengacara Rebecca M. John.

"Jika seorang hakim merasa ada keraguan dan dia menjatuhkan hukuman seumur hidup tanpa remisi, atau bahkan mungkin hukuman mati, dengan bukti yang tidak sesuai dengan pemeriksaan yudisial, setidaknya tidak sepenuhnya, maka dia harus membebaskan," katanya.

"Padahal jika dia memiliki kebijaksanaan dalam hal ini, dia bisa saja mengurangi hukumannya, memastikan bahwa dia dihukum."

Kasus-kasus Besar

Sejumlah kasus yang dipublikasikan secara luas telah membuat krisis ini menjadi berita utama sejak 2012.

Pada 2018, seorang pria berusia 26 tahun di India dijatuhi hukuman mati tiga minggu setelah penangkapannya atas tuduhan pemerkosaan dan pembunuhan seorang bayi perempuan.

Pada 2019, polisi menembak mati empat orang yang dicurigai memperkosa dan membunuh seorang dokter hewan berusia 27 tahun di dekat kota Hyderabad di bagian selatan. Polisi mengatakan bahwa para tersangka itu ditembak ketika mereka mencoba merebut senjata dari petugas.

Pemerkosaan beramai-ramai pada 2020 terhadap seorang gadis berusia 19 tahun di distrik Hathras, India utara dan kematiannya beberapa minggu kemudian di sebuah rumah sakit memicu kemarahan nasional.

Terkini