Korban Tewas Perang Gaza Capai 40.000 Orang, Kebanyakan Wanita dan Anak-anak

Jumat, 16 Agustus 2024 | 20:41:17 WIB

PEKANBARU - Komisaris tinggi PBB untuk hak asasi manusia (HAM) Volker Turk, pada Kamis (15/8/2024), prihatin dengan situasi perang Gaza. Konflik antara Israel dengan milisi Hamas itu telah menewaskan 40.000 warga Palestina, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

Jumlah korban yang tak terbayangkan ini dilaporkan oleh otoritas kesehatan Gaza. Menurut Turk, sebagian besar korban tewas ini terjadi akibat pasukan Israel yang tidak menghormati aturan perang.

"Hari ini menandai tonggak sejarah yang suram bagi dunia," katanya.

"Rata-rata, sekitar 130 orang tewas setiap hari di Gaza selama 10 bulan terakhir. Skala penghancuran rumah, rumah sakit, sekolah, dan tempat ibadah oleh militer Israel sangat mengejutkan," lanjutnya.

Juru bicara PBB Farhan Haq mengatakan pejabat PBB menyadari bahwa angka ini merupakan perkiraan, dan mengingat jumlah yang besar dan mengkhawatirkan dari orang-orang yang masih belum diketahui keberadaannya, yang mungkin terjebak atau tewas di bawah reruntuhan.

"Jumlah ini bisa jadi kurang atau bahkan lebih dari jumlah sebenarnya," katanya.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan mengatakan bahwa keluarga Palestina yang berduka tidak punya waktu untuk meratapi kematian kerabat mereka. Karena para penyintas menghadapi kematian, rasa sakit, kelaparan, dan kehausan setiap harinya.

Sebuah tim kemanusiaan yang berhasil mencapai dua lokasi di Khan Younis pada Kamis kemarin, berbicara dengan keluarga-keluarga pengungsi. Mereka menemukan bahwa selain kekurangan makanan dan harga yang tinggi untuk apa yang sedikit tersedia, kurangnya produk-produk pembersih dan kebersihan menyebabkan kasus-kasus infeksi kulit menyebar, terutama pada anak-anak yang terkena dampak paling parah.

Keluarga yang mengungsi harus membangun tempat berlindung mereka dengan kain, potongan kayu, karton apa pun yang mereka temukan.

"Anak-anak diserang oleh tikus dan serangga di malam hari karena kondisi tempat berlindung yang buruk. Namun, mereka mungkin harus pergi lagi dan memulai semuanya dari awal lagi," jelas tim tersebut.

"Hukum humaniter internasional sangat jelas tentang pentingnya perlindungan warga sipil, properti sipil, dan infrastruktur," kata Turk.

Pihaknya telah mendokumentasikan pelanggaran serius terhadap hukum ini oleh militer Israel dan kelompok bersenjata Palestina, termasuk Hamas.

"Saat dunia merenungkan dan mempertimbangkan ketidakmampuannya untuk mencegah pembantaian ini, saya mendesak semua pihak untuk menyetujui gencatan senjata segera, meletakkan senjata, dan menghentikan pembunuhan untuk selamanya," kata Turk.

"Para sandera harus dibebaskan. Warga Palestina yang ditahan secara sewenang-wenang harus dibebaskan. Pendudukan ilegal Israel harus diakhiri dan solusi dua negara yang disepakati secara internasional harus menjadi kenyataan," katanya.

Terkini