PEKANBARU - Sebuah bank di Amerika Serkita (AS), Evolve Bank and Trust mengonfirmasi pada Rabu (26/5/2024) waktu setempat, mereka menjadi korban serangan siber (cyber attack) yang membuat data sensitif konsumennya dirilis secara ilegal di web gelap (dark web).
Juru bicara lembaga pemberi pinjaman yang berbasis di Arkansas mengatakan, mereka telah melibatkan badan penegak hukum untuk membantu penyelidikan.
“Kami akan menawarkan pemantauan kredit gratis kepada semua konsumen yang terkena dampak dengan layanan perlindungan pencurian identitas. Mereka yang terkena dampak akan dihubungi langsung dengan instruksi tentang cara mendaftar dalam tindakan perlindungan ini,” tambah juru bicara tersebut.
Federal Reserve AS mengatakan awal bulan ini pihaknya telah memerintahkan Evolve untuk memperkuat program manajemen risikonya seputar kemitraan fintech.
Kelompok kejahatan dunia maya Lockbit 3.0 mengunggah data yang diretas dari Evolve pada hari Selasa (25/6/2024). Menurut laporan Bloomberg News, para peretas (hacker) telah memberi waktu kepada The Fed hingga Selasa sore untuk memenuhi permintaan tebusan sebagai imbalan karena tidak memposting data sensitif dari dugaan peretasan pusat bank.
Dalam sebuah postingan di platform media sosial X, Mercury mengatakan serangan siber ke Bank Evolve mencakup beberapa nomor rekening dan saldo simpanan yang terkait dengan perusahaan fintech tersebut dan konsumennya.