PEKANBARU - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan, makanan pendamping ASI (MPASI) yang dibuat sendiri oleh orang tua di rumah memiliki kandungan dan takaran yang jauh lebih baik dibandingkan yang dijual di pasaran.
“Ini harus dicermati dari konteks mikronutrien-nya, itu sangat tertinggal. Walaupun labelnya ada ayam-bayam, brokoli-salmon, ini banyak dijumpai di perkampungan. Namun, yang dimaksud organik itu (standar) di pasaran industri atau rumahan?” kata Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan penyakit Metabolik IDAI DR Dr Titis Prawitasari dilansir dari Antara.
Kemudian, ia pun menanggapi maraknya MPASI dalam wadah yang dijual bebas, Titis menekankan, makanan yang dijual tersebut belum bisa dipastikan kehigienisannya lantaran adanya kemungkinan makanan tidak melalui proses pembuatan yang tepat.
Ia mengkhawatirkan, MPASI yang dijual tersebut mengandung bakteri karena dibiarkan di luar ruangan dalam waktu yang lama atau tidak tersertifikasi dan diakui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Kalau organiknya sesuai definisi BPOM baru boleh diklaim sebagai organik, tetapi kalau komersial rumahan itu patut dipertanyakan karena izinnya dari dinas setempat, bukan BPOM, ini harus dievaluasi,” kata Titis.
Ia melanjutkan, selain masalah perizinan hal lain yang harus dicermati adalah kandungan dan takaran nutrisi dari MPASI itu sendiri.
Titis mencontohkan, terkadang ada MPASI yang dibuat dalam porsi banyak namun isi gizinya kurang.
Maka dari itu, ia tidak menyarankan orang tua seperti para ibu pekerja untuk bijak membeli MPASI agar asupan gizi anak lebih terjaga, terhindar dari berbagai macam bakteri dan tidak tergiur dengan harga yang murah saja.
Menurutnya, akan lebih baik apabila MPASI yang diberikan pada anak dibuat langsung di rumah. Ibu dapat memastikan proses pembuatan terhindar dari berbagai kontaminasi bakteri.
Selain itu, baik cita rasa dan takarannya bisa disesuaikan langsung dengan kebutuhan sang anak. Menu yang dibuat pun dapat lebih bervariatif.
Dalam kesempatannya, Titis turut mengingatkan kepada seluruh orang tua untuk tidak memberikan MPASI sebelum anak menginjak usia enam bulan ke atas. Hal tersebut sangat berbahaya karena bisa membuat saluran cerna seorang anak tertutup atau tersumbat akibat ketidakmampuan anak mencerna tekstur makanan yang terlalu kasar di usianya.
"Kalau dia belum siap, kita harus kasih makanan yang cair karena dia mampunya baru menghisap dan menelan, belum bisa mengunyah. Mengunyah itu pada awal cuma mengantar makanan dari depan ke belakang, jadi perlunya yang halus," tandasnya.