PEKANBARU (HALOBISNIS) - Gubernur Riau Abdul Wahid mengingatkan para pelaku pembakaran hutan dan lahan yang saat ini menyebabkan kabut asap menyelimuti wilayah Provinsi Riau. Peringatan ini tidak hanya untuk perusahaan tetapi juga masyarakat yang membuka lahan dengan cara dibakar.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Abdul Wahid mengingat delapan daerah di Riau mengalami kebakaran lahan. Delapan daerah tersebut adalah Rokan Hilir yang menjadi lokasi paling banyak karhutla, Kepulauan Meranti, Siak, Pelalawan, Kampar, Indragiri Hulu, Kota Dumai dan Pekanbaru.
"Kita mengingatkan kepada masyarakat dan perusahaan jangan melakukan pembukaan dan pengolahan lahan dengan cara dibakar. Sebab saat ini adalah musim kemarau, jika sudah terbakar maka akan sangat mudah meluas dan tidak bisa dikendalikan," ingat Gubernur Riau Abdul Wahid, Sabtu (19/7/2025) malam.
Ia mengatakan, ini bukan hanya sekedar imbauan tetapi juga sebagai peringatan keras. Sebab jika masyarakat termasuk perusahaan tetap melakukan pembakaran lahan maka akan ada sanksi tegas terhadap pelaku.
"Kita mengimbau jangan melakukan pembakaran karena saat ini musim kemarau dan api mudah meluas. Kalau tidak bisa diingatkan lagi tentu penegakan hukum akan dilakukan. Dan saya sudah berkoordinasi dengan bapak Kapolda Riau dan Kepala Kejati Riau agar jangan segan-segan menindak pelaku pembakaran lahan, baik oleh masyarakat maupun perusahaan yang melakukan pembukaan lahan dengan cara merusak alam," ujar Abdul Wahid lagi.
Sementara itu untuk melakukan pemadaman terhadap daerah-daerah yang terjadi kebakaran lahan Gubernur Riau mengatakan pihaknya telah berkoordinsi antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) bersama Forkompimda terkait agar karhutla tidak terus meluas.
"Sekarang kita mempersiapkan beberapa peralatan untuk mengatasi karhutla. Namun saya satu helikopter dalam kondisi rusak, semoga hari Senin ini sudah bisa diperbaiki. Saat ini kita sedang menunggu bantuan helikopter yang didatangkan dari Australia dan Palembang untuk dilakukan water bombing," ujar Abdul Wahid.
Selain water bombing dan pemadaman jalur darat, pemadaman karhutla di Riau juga dilakukan dengan modifikasi cuaca terutama di daerah-daerah dengan jumlah lahan terbakar yang banyak.
"Kita berharap kejadian pada tahun 2019 tidak terjadi lagi, dimana Riau diselimuti kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan. Sehingga aktivitas masyarakat terutama anak-anak sekolah tidak terganggu," ujarnya.
Sebelumnya Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan juga mengeluarkan peringatan keras kepada para pelaku pembakaran hutan dan lahan menyusul meluasnya kebakaran di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil).
Ia menegaskan bahwa Polda Riau akan menindak tegas siapa pun yang terbukti terlibat dalam aktivitas pembakaran lahan yang mengakibatkan bencana kabut asap di wilayah Riau.
“Setiap tindakan pembakaran lahan adalah bentuk kejahatan serius yang mengancam lingkungan, kesehatan publik, dan masa depan generasi mendatang. Polda Riau berkomitmen untuk tidak memberi ruang bagi pelaku-pelaku perusak lingkungan,” ujar Irjen Herry, Sabtu (19/7/2025).
Sebagai bentuk keseriusan, Irjen Herry bersama jajaran Forkopimda turun langsung meninjau lokasi titik api di Kelurahan Sei Gajah Induk, Kecamatan Kubu, Kabupaten Rohil. Di sana, ia menyaksikan langsung kondisi lahan seluas kurang lebih 100 hektare yang terbakar dan memberikan semangat kepada petugas di lapangan.
Penanganan kasus karhutla ini, kata Irjen Herry, merupakan bagian dari komitmen Polda Riau dalam menerapkan strategi Green Policing, yakni pendekatan penegakan hukum yang berpihak pada perlindungan lingkungan dan keselamatan masyarakat.
"Pada kesempatan ini saya sampaikan, saya selaku pimpinan Polda Riau akan melakukan tindakan tegas, upaya hukum, termasuk mencari siapa yang melakukan pembakaran pertama kali, titik apinya dari mana," tegas Irjen Herry.
Dalam waktu dekat, Polda Riau akan memanggil aparatur desa setempat untuk dimintai keterangan terkait pihak yang diduga membuka lahan dengan cara dibakar.
"Setelah ini saya akan panggil kepala desa dan pihak terkait, siapa yang membuka lahan dan segera kita tentukan tersangkanya. Ini nggak main-main," kata Kapolda Riau.
Irjen Herry juga menyoroti kejadian serupa yang terjadi di beberapa wilayah lain di Riau. Ia menjelaskan bahwa rapat terbatas bersama Bupati Rokan Hilir akan segera dilakukan guna mempercepat langkah mitigasi.
"Beberapa wilayah lain juga mengalami hal yang sama, makanya kesempatan ini, setelah ini Pak Bupati juga menunggu saya untuk rapat terbatas," ucapnya.
Dalam konteks penegakan hukum, Irjen Herry menegaskan bahwa tindakan yang diambil akan mengedepankan prinsip keadilan dan transparansi. "Yang pertama, tindakan tegas kita lakukan secara tepat, adil, dan transparan," imbuhnya.
Selain aspek hukum, upaya pemadaman juga dilakukan secara kolaboratif bersama berbagai pihak, termasuk BPBD, pemerintah daerah, TNI, dan Polri.
"Yang kedua, upaya ini kolaborasi antara BPBD, Pemprov, Pemda, TNI, Polri semuanya bersama-sama untuk melakukan pemadaman secara bersama-sama," katanya.
Tak hanya penindakan dan pemadaman, edukasi kepada masyarakat juga menjadi prioritas Polda Riau dalam mencegah kebakaran lahan di masa mendatang.
"Ketiga, upaya-upaya literasi, edukasi kepada masyarakat di sekitar tempat ini maupun di lapangan terbuka agar tidak melakukan pembukaan lahan secara ilegal, artinya membuka dengan cepat melakukan pembakaran lahan dan sebagainya," pungkasnya.