Kumuh dan Becek, DPRD Pekanbaru Minta Pemko Benahi Infrastruktur Pasar Cik Puan

Kumuh dan Becek, DPRD Pekanbaru Minta Pemko Benahi Infrastruktur Pasar Cik Puan

PEKANBARU - Edi Manik salah seorang pedagang di Pasar Cik Puan dan juga merupakan Ketua Pedagang Pasar Cik Puan menyampaikan keluh kesahnya kepada Pj Ketua TP-PKK Provinsi Riau mengenai kondisi pasar di tempatnya berjualan tersebut.

Edi menyebut, beberapa permasalahan yang dihadapi oleh para pedagang ialah mengenai fasilitas pasar yang kurang memadai. Apalagi genangan air dan lumpur yang diakibat oleh rusaknya jalan di pasar tersebut membuat Pasar Cik Puan terlihat kumuh.

Selain itu, Edi mengakui, pasca penutupan U-turn yang berlokasi persis didepan Pasar Cik Puan pada tiga tahun yang lalu juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan minat masyarakat untuk berbelanja ke Pasar Cik Puan menurun.

Menanggapi hal tersebut, anggota DPRD Kota Pekanbaru dari fraksi Nasdem, Zulfan Hafiz mengatakan untuk persoalan becek akan meminta pemerintah Kota Pekanbaru memperhatikan infrastruktur yang ada di pasar dan jalan-jalan pasar untuk di paving supaya air tidak tergenang dan meresap.

"Jadi itu memang harus konsen, pemerintah kota harus memperhatikan tingkat kepercayaan bagi pasar, karena kenapa, isi kota kita ini kan pusat jasa dan perdagangan, tidak ada sumber daya alam. Makanya salah satu yang harus dikonsenkan ya pasar, apalagi itu pasar pemerintah, kalau soal daya beli sebetulnya nasional, apalagi dalam tahun 2024 ini sudah beberapa kali kita inflasi jadi memang berpengaruh kepada daya beli," ungkap Zulfan, Jumat (11/10/2024).

Tak hanya itu, ia meminta pemerintah pusat terutama pasca pelantikan presiden terpilih besok, untuk cepat mengantisipasi ekonomi di Indonesia agar lebih baik lagi.

"Daya beli masyarakat semua pada turun, hampir beberapa perusahaan melakukan PHK, paling langkah awal kita pemerintah kota bagaimana mengairahkan pasar-pasar, salah satu nya mendorongnya UMKM-UMKM," jelasnya.

Terkait penutupan U-turn yang menyebabkan daya beli masyarakat turun, ia menjelaskan pemerintah tentu mempunyai kajian-kajian dan alasan kenapa dulu ditutup.

"Kalau masalah jalur tentu ada kajian-kajiannya dari pemerintah, tentu itu diperhatikan kenapa ditutup mungkin karena tingkat resiko kecelakaan dan segala hal yang diperhatikan, tapi kalau hari ini sepi, karena memang kondisi hari ini daya beli memang turun dari semua sektor," tambahnya.

Ia juga akan meminta kajian dari Dinas Perhubungan, kalau memang bisa dibukakan kembali.

"Kalau memang itu bisa dibuka, ya kenapa tidak, tentu perlu kajian dulu, kita harus dengar dulu alasan dari dinas perhubungan kenapa itu ditutup sebelumnya, karena itu termasuk jalur macet disitu, pasti juga untuk mengindari kemacetan," pungkasnya.

Berita Lainnya

Index