PEKANBARU - Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru temukan satu kasus malaria pada pekan lalu. Satu kasus tersebut ternyata datang dari luar Kota Pekanbaru.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Fira Septiyanti mengatakan satu kasus malaria itu berasal dari Provinsi Sumatera Utara.
Ia menyebut, pasien yang terjangkit malaria itu bekerja di Sumatera Utara, namun domisilinya di sini. Pasien pulang kerja ke Pekanbaru, namun merasakan gejala terjangkit malaria.
"Dia timbul gejala setelah pulang dari kerja. Kemudian kita lakukan pemeriksaan terhadap kontak serumah pasien, tidak ada yang mengalami gejala ataupun positif malaria," ujar Fira, Selasa (8/10/2024).
Artinya, kata Fira, pasien yang positif malaria hanya sendiri dan tidak terjadi penularan. Ia menilai, kemungkinan penularan terjadi bukan di Kota Pekanbaru.
"Kalau di kita (Pekanbaru) tentu ada penularan, sementara kita tidak ada penularan," ungkapnya.
Terkait adanya temuan kasus malaria itu, Diskes Pekanbaru tidak serta merta menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria. Menurutnya, untuk penetapan status KLB ada berbagai pertimbangan.
"Salah satunya ada penularan, sementara di Pekanbaru tidak ada penularan. Kemudian jumlah kasus meningkat dua kali lipat dari sebelumnya. Sementara kita di Pekanbaru tidak ada kasus, itu kasus impor," jelasnya.
Saat ini, kata Fira, pasien yang positif malaria tersebut sudah ditangani dengan baik dan sembuh.
Sebagai langkah antisipasi, dirinya mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan. Ia menyebut, penularan malaria melalui perantara nyamuk.
"Kita mengimbau masyarakat menjaga kebersihan lingkungan, supaya vektor-vektor ini tidak ada di lingkungan kita. Karena dia pakai perantara lewat nyamuk," pungkasnya.
Diketahui juga, saat ini Kabupaten Indragiri Hilir telah menetapkan status KLB. Hal itu seiring dengan meningkatnya jumlah kasus malaria di "Negeri Seribu Jembatan" tersebut.