PEKANBARU - Harga emas melonjak lebih dari 1% hingga mencatat rekor tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH) pada perdagangan Kamis (12/9/2024).
Hal itu didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed setelah data Amerika Serikat (AS) menunjukkan perlambatan ekonomi.
Melansir CNBC International, Jumat (13/9/2024), harga emas di pasar spot melonjak 1,8% menjadi US$ 2.558 per ons, sementara kontrak berjangka emas AS naik 1,7% menjadi US$ 2.585,2 per ons.
Sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara meningkat 2.000 menjadi 230.000 yang disesuaikan secara musiman.
Selain itu, harga produsen AS meningkat sedikit lebih tinggi dari yang diperkirakan pada Agustus akibat kenaikan biaya jasa, tetapi tren tersebut masih konsisten dengan penurunan inflasi.
"Kita menuju lingkungan dengan suku bunga yang lebih rendah, sehingga emas menjadi jauh lebih menarik. Saya pikir kita mungkin akan melihat lebih banyak pemangkasan suku bunga secara berkala daripada pemangkasan dalam jumlah besar," kata Chief Operating Officer Allegiance Gold Alex Ebkarian.
Menurut alat pemantauan CME FedWatch, 87% pasar memperkirakan akan terjadi pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed pada 17-18 September mendatang. Sedangkan 13% lainnya memperkirakan pemangkasan sebesar 50 basis poin.
Investasi emas yang tidak memberikan imbal hasil, ternyata menjadi pilihan investasi di tengah lingkungan dengan suku bunga rendah.
"Pasar tenaga kerja terus melemah, dan jika kondisi ini memburuk, upaya mereka dalam memangkas suku bunga kemungkinan akan berlangsung dalam waktu yang cukup lama," kata Kepala Strategi Pasar Blue Line Futures Phillip Streible.